Suara.com - Aktivis dan peneliti muda Gustika Fardani mendorong anak muda untuk berani menyuarakan permasalahan Hak Asasi Manusia yang terjadi di Indonesia, khususnya masalah HAM di Papua.
Gustika mengatakan, selama ini perbincangan tentang HAM di Papua seperti tabu di kalangan anak muda sebab ada stigma yang menganggap membicarakan hal tersebut sebagai bagian dari separatis.
"Sesungguhnya membela HAM itu bukan berarti kita separatis yang mau memecahbelah negara atau anti pemerintah sekalipun. Justru ketika kita menyuarakan soal HAM dan apa yang sebenarnya terjadi Papua, eksploitasi lingkungan, pekerjanya dan rasisme yang sistemik, itu artinya menyuarakan kebenaran," kata Gustika dalam diskusi Amnesty Internasional Indonesia, Rabu (17/6/2020).
Cucu Wakil Presiden pertama RI Mohamammad Hatta itu menyebut yang perlu dilakukan antara Indonesia dan Papua baik pejabat pemerintah maupun rakyatnya adalah saling mendengarkan.
"Saatnya sekarang sebagai WNI kita mulai paham apa yang terjadi di keseluruhan negara kita, apa yang terjadi di papua, dan PR kita sebenarnya mempelajari keresahan ini datang dari mana, akar masalahnya itu apa," ucapnya.
"Saya ingin mendorong teman-teman saya non timur, non Papua, lebih angkat bicara dengan apa yang terjadi di sekeliling kita, lebih bicara soal HAM, jangan takut lagi kalau dicap separatis," kata Gustika menegaskan.
Dia juga menilai pengiriman pasukan militer ke tanah Papua tidak akan menyelesaikan akar masalah karena sebenarnya orang Papua hanya ingin berbicara dan didengarkan.
Untuk diketahui, belakangan permasalahan HAM di Papua kembali mencuat ke publik setelah maraknya penangkapan aktivis dan mahasiswa yang menyuarakan diskriminasi dan rasisme, mereka kebanyakan ditangkap dan diadili dengan pasal makar.
Berdasarkan data dari Tim Papuans Behind Bars setidaknya ada 57 tahanan politik yang hingga kini tinggal 36 masih di dalam tahanan akibat menyuarakan permasalahan Papua.
Baca Juga: Deretan Diskusi yang Mendapat Teror karena Bertema HAM Papua
Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua juga mencatat ada 243 warga Papua; 38 perempuan, 110 anak-anak, dan 95 pria yang tewas diduga akibat operasi militer sejak 2018.
Berita Terkait
-
Bentuk Ideal Penegakan Hukum Pelanggaran HAM Berat di Indonesia
-
AJI Lampung Kecam Teror dan Peretasan Akun Dua Jurnalis Teknokra Unila
-
Vonis Kasus Boikot Produk Israel Dibatalkan, Prancis Diminta Ganti Rugi
-
Pengamat HAM Unair Sebut Indonesia Hari Ini Kembali ke Era Otoritarianisme
-
Aktivis HAM Sebut Kebebasan Berbicara di Indonesia Kian Memburuk
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
Terkini
-
Masih Misteri, Dinas SDA Sebut Tanggul Beton di Cilincing Bukan Punya Pemerintah
-
Tangis Ibu Delpedro Pecah di Rutan Polda Metro: Anak Saya Bukan Penjahat, Bukan Koruptor!
-
Menkeu Purbaya: 10 Bulan Pemerintah Prabowo Kesejahteraan Rakyat Naik, Kemiskinan Turun Drastis
-
Sorotan Tajam Hendri Satrio: Dari Komunikasi Menkeu Purbaya hingga Gaya Prabowo Hadapi Massa
-
Lobi-Lobi Maut Asosiasi Travel Mainkan Kuota Haji di Kemenag, Patok Harga Ribuan Dolar per Jemaah
-
Bongkar Skandal Haji, KPK Ungkap Modus Jual Beli Kuota Libatkan Pejabat hingga Kerabat di Kemenag
-
Gali Lubang Baru! Minta Maaf Soal 'Agen CIA', Anak Menkeu Kini Sebut 'Ternak Mulyono'
-
Brutalitas Polisi Nepal Urai Massa Demo, Perempuan Ikut Dihajar saat Berusaha Melerai Temannya
-
Profil La Lita alias Litao: DPO Tersangka Pembunuhan Anak Terpilih Jadi DPRD
-
Rapat Perdana Bareng DPR, Menkeu Purbaya Curhat: Sekarang Saya Nggak Bisa Lagi Ngomong Agak 'Koboy'