Suara.com - Majelis Sinode Gereja Protestan Indonesia hingga kini belum membuka gereja untuk ibadah yang melibatkan banyak jemaat meski pemerintah sudah mengizinkan pembukaan tempat ibadah dengan mengikuti pedoman Kementerian Agama.
Ketua Umum Majelis Sinode Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat, Pendeta Paulus Kariso Rumambi menjelaskan saat ini gereja-gereja protestan masih mempersiapkan diri baik sarana-prasarana hingga mengedukasi umat menuju ibadah new normal.
"Selama Juni mereka mempelajari panduan kami, karena kami akan memulai ibadah di bulan Juli tetapi harus memenuhi syarat utama yaitu surat keterangan rumah ibadah aman dari covid-19 yang dikeluarkan gugus tugas daerah," kata Pendeta Paulus, Jumat (19/6/2020).
Beberapa panduan yang harus dilakukan gereja protestan sebelum memulai ibadah antara lain mempersiapkan protokol kesehatan seperti fasilitas cuci tangan hingga penyediaan masker mengantisipasi jemaat yang belum punya masker.
"Memulai dengan pemeriksaan suhu tubuh, pemberian masker bila tak memiliki masker, mencuci tangan dengan sabun, hand sanitizer," jelasnya.
Kemudian, sebelum masuk gereja setiap jemaat harus mengisi data diri di buku tamu, hal ini dilakukan untuk memetakan pergerakan orang atau contact tracing di gereja.
"Ada pengambilan nomor bagi jemaat sebelum memasuk ruang ibadah, kemudian mengisi buku kehadiran ibadah untuk kontak tracing, dan kemudian diarahkan oleh petugas nomor yang sudah tercantum di bahunya, duduk di tempat sesuai dengan nomornya," tutur Pendeta Paulus.
Untuk diketahui, Kementerian Agama telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 15 Tahun 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah Dalam Mewujudkan Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19 di Masa Pandemi.
Setiap tempat ibadah wajib menerapkan aturan protokol kesehatan yang sudah dirinci dalam surat edaran tersebut.
Baca Juga: Lagu Pujian di Gereja Katolik akan Dikurang Saat Ibadah New Normal
Berita Terkait
-
Viral Kisah Laura Amandasari, Mahasiswi Kristen Kampus Muhammadiyah Dapat Beasiswa S2 Gegera Pantun!
-
Apa Agama Amanda Manopo? Cantik Berhijab Jadi "Istri" Fedi Nuril di Film 1 Imam 2 Makmum
-
Profil Yayik Susilawati, PNS yang Bubarkan Jemaat GPIB di Gresik Kini Terancam Dipolisikan
-
Keputusan Bharada E untuk Pindah Agama di Momen Pernikahannya, Ini Bedanya Kristen Protestan dan Katolik
-
Bharada E Putuskan Pindah Agama, Ini Lho Perbedaan Kristen Protestan dan Katolik
Terpopuler
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- Reaksi Kocak Amanda Manopo Ditanya Malam Pertama Usai Menikah: Kita Coba Hari Ini
Pilihan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
Terkini
-
Bantah Ditanya 'Uang Haram' Korupsi Haji, Anggota DPRD Mojokerto Beberkan Ini Usai Diperiksa KPK
-
Erick Thohir: Indonesia akan Hadapi Gugatan Israel soal Atlet Dilarang di Kejuaraan Senam 2025
-
DJ Panda Diperiksa Rabu Lusa Soal Kasus Ancaman ke Erika Carlina, Polisi Ungkap Kisi-kisi Ini!
-
5 Fakta Salinan Ijazah Jokowi dari KPU DKI, Roy Suryo Cs Beberkan Kejanggalan Mengejutkan
-
Hati Orang Tua Nadiem Hancur, Ayah Bersumpah Terus Berjuang: Proses Ini Mesti Dilalui Panjang
-
Roy Suryo Tunjukkan Salinan Ijazah Jokowi dari KPU DKI: 99,9 Persen Palsu, Hurufnya Mencotot Keluar
-
Tidak Menyerah, Tim Hukum Siapkan Bukti Baru: Ada Hak Konstitusional Nadiem yang Belum Terpenuhi
-
Penampakan Ijazah Jokowi di KPU DKI: Mirip dengan yang Viral, Pengamat Cari Kejanggalan Legalisir
-
4 Tahun di Bawah Kudeta Militer, Jurnalis di Myanmar Hidup dalam Bayang Penangkapan dan Serangan
-
Anthony Norman Lianto Bantah Tuduhan Kekerasan Seksual, Ungkap Bukti Terkini