Suara.com - Di India, pemerintah yang kewalahan menghadapi pandemi mulai merangkul penyedia layanan pedesaan informal alias 'dukun' untuk menjangkau warganya di daerah pedesaan yang terpencil.
Menyadur BBC pada Kamis (02/06/2020) salah satu 'dukun' kepercayaan warga Benggala Barat, Mohammed Nizamuddin bahkan lebih dipercaya dari pada dokter berlisensi.
Sebenarnya, kata 'dukun' yang dipakai penyedia layanan kesehatan ini adalah sebutan ejekan karena pria-pria yang biasanya berumur 40-an ini terampil mengobati warga meski tak pernah sekolah kedokteran.
Meski begitu, mereka tak bekerja asal-asalan. Biasanya para 'dukun' ini pernah bekerja selama 10 tahun atau lebih di dokter berkualitas sebelum pulang ke desa dan membuka kliniknya sendiri.
Alih-alih dimusuhi, pemerintah mulai merangkul dukun-dukun ini dan memanfaatkan kepopulerannya untuk memberi pengarahan pada masyarakat.
Diakui atau tidak, kepercayaan masyarakat desa pada orang-orang seperti Nizamuddin lebih tinggi ketimbang dokter dengan ijazah universitas terkemuka sekalipun.
Penyedia layanan kesehatan informal ini biasanya mempersenjatai diri dengan pil, suntikan dasar, nebuliser, kain kasa dan perban. Singkatnya, klinik sederhana mereka bisa berfungsi sebagai UGD dadakan.
Selain membuat tusukan dan menjahit luka, 'dokter yang bukan dokter' ini juga menyediakan perawatan medis dan merujuk pasien. Mereka beroperasi seperti non-physician clinicians di Afrika.
Beberapa negara seperti Benggala Barat telah mengambil langkah untuk melatih ribuan penyedia informal semacam itu. Semenjak pandemi, tugas para dokter tanpa lisensi ini bertambah dengan mendata pasien yang menunjukkan Covid-19.
Baca Juga: Investigasi Dukun Palsu di Ghana, Tawarkan Ramuan Penyembuh Covid-19
Ia harus memasukkan detailnya pada aplikasi pengawasan Coved-19 di ponselnya, lalu informasi ini diteruskan ke pejabat kesehatan di ibu kota Kolkata, sekitar 200 km (120 mil) dari Benggala Barat.
India menghabiskan 1.28% dari PDBnya untuk kesehatan masyarakat, salah satu yang terendah di dunia. Hal ini juga yang jadi alasan mengapa penyedia informal berkembang di India.
Selain itu, terlalu sedikit dokter berlisensi yang bekerja di desa.
Menurut penelitian profesor ekonomi di Universitas Georgetown, Jishnu Das, 68% dari semua penyedia layanan kesehatan informal di desa adalah penyedia tanpa kualifikasi. Tapi peran kunci yang mereka mainkan harus diakui.
Sejak pandemi, penyedia layanan kesehatan informal memainkan peran penting dalam pengawasan masyarakat, melaporkan demam dan kasus influenza, dan bahkan membawa orang ke pusat pengujian.
Subrata Mandal, salah satu penyedia jasa kesehatan informal yang tinggal beberapa mil dari Benggala Barat juga berada di garis depan pengawasan terhadap Covid-19 di delapan desa.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
DPR 'Sembunyikan Draf' RUU KUHAP: Pengesahan Tertutup Tanpa Partisipasi Publik
-
Tinggi Muka Air Laut di Pasar Ikan Jakut Siaga 1, Empat Pompa Dikerahkan Antisipasi Banjir Rob
-
Mentan Tegaskan Harga Pangan Stabil dan Produksi Surplus, Bantah Isu MBG Picu Kenaikan Harga
-
Program MBG Terancam Krisis Ahli Gizi, Pemerintah Janjikan Status PNS dan Percepatan Sertifikasi
-
PERSAGI Siapkan Lulusan Ahli Gizi untuk Perkuat Program Makan Bergizi Gratis
-
Hadapi Musim Hujan, Pemprov DKI Alokasikan Rp3,89 Triliun untuk Mitigasi Banjir
-
Banjir Rob Rendam Jalan Depan JIS, Petugas Gabungan Lakukan Penanganan Ini
-
80% Minyak Dunia Lewat Sini: PDIP Minta Riau Jadikan Selat Malaka Pusat Pembangunan
-
Hasto PDIP Tegaskan Rakyat Segala-galanya, Bukan Dana. Teladani Zohran Mamdani,
-
Nadiem Calon Tersangka Korupsi Google Cloud di KPK, Kuasa Hukum Membantah