Suara.com - Pihak TikTok membantah telah berbagi data penggunanya di India kepada pemerintah China, setelah pihak New Delhi melarang aplikasi tersebut sebagai buntut ketegangan dengan Beijing.
"TikTok terus mematuhi semua persyaratan privasi dan keamanan data menurut hukum India dan belum membagikan informasi pengguna kami di India dengan pemerintah asing, termasuk pemerintah China," jelas pimpinan TikTok India Nikhil Gandhi dikutip dari Channel News Asia pada Rabu (1/7/2020).
"Lebih jauh jika kami diminta di kemudian hari, kami tidak akan melakukannya. Kami menempatkan kepentingan tertinggi pada privasi dan integritas pengguna," katanya.
Gandhi juga menambahkan bahwa pihaknya telah diundang pertemuan dengan pemerintah India untuk menanggapi dan mengirimkan klarifikasi perihal aturan pelarangan.
TikTok merupakan aplikasi buatan perusahaan China bernama ByteDance dan merupakan salah satu dari 59 aplikasi China yang dilarang oleh pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi pada Senin (29/6).
Diperkirakan ada sekitar 120 juta pengguna TikTok di India, menjadikan negara dengan 1,3 miliar penduduk ini sebagai pasar aplikasi internasional terbesar.
Kementerian Teknologi Informasi India mengatakan bahwa aplikasi dari China tersebut "terlibat dalam kegiatan ... merugikan kedaulatan dan integritas India, pertahanan India, keamanan negara dan ketertiban umum".
Pengumuman tersebut muncul setelah 20 tentara India terbunuh pada 15 Juni dalam bentrokan dengan pasukan China di perbatasan Himalaya yang disengketakan dalam 45 tahun.
Di tengah saling tuduh, raksasa Asia yang bersenjata nuklir telah memperkuat perbatasan antara wilayah Ladakh dan Tibet dengan mengirimkan ribuan pasukan tambahan, pesawat terbang dan persenjataan.
Baca Juga: Kabar Baik, India Mulai Uji Coba Vaksin Covid-19 Ke Manusia
Gesekan tersebut memicu kemarahan warga India dengan menyerukan untuk memboikot barang-barang China, bahkan ada yang membakar bendera China saat aksi protes di jalanan.
Pekan lalu, salah satu asosiasi hotel utama Delhi mengatakan bahwa anggotanya melarang tamu China dan akan berhenti menggunakan produk buatan China.
Menurut laporan media lokal, barang-barang buatan China, termasuk beberapa bahan baku penting bagi perusahaan farmasi India, juga mulai menumpuk di pelabuhan dan bandara India karena pemeriksaan pabean yang lebih ketat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Uang Pensiun DPR Digugat ke MK, Dasco: Apa pun Putusannya Kami Tak Berkeberatan
-
Akademisi Kritik Program Makan Bergizi Gratis: Niat Baik, Eksekusi Bikin Masalah?
-
Fakta-Fakta Kecelakaan Maut Mobil HR-V di Tol Jagorawi, Pengemudi Tewas di Tempat
-
Sambil Mencontohkan, Panglima TNI Minta Prajurit Pasang Tatapan Tajam ke Prabowo saat HUT ke-80
-
BNI Xpora Cetak Prestasi, Raih SME Development Program of the Year dalam MECA 2025
-
9 Orang Positif Radioaktif CS-137 Cikande Dirawat di RS Fatmawati Jakarta, Begini Kondisinya!
-
Rocky Gerung: 'Hantu' Isu Lama Jokowi akan Terus Bayangi Pemerintahan Prabowo
-
Catat! Daftar Kereta Api yang Berhenti di Stasiun Jatinegara Pada Jumat dan Perayaan HUT ke-80 TNI
-
"Minum Air Terasa Seperti Mimpi," Kisah Alfatih, Santri Terkubur 2 Malam di Reruntuhan Al Khoziny
-
Gubernur Pramono Putihkan 1.238 Ijazah, Habiskan Anggaran Rp4,13 Miliar