Suara.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makarim, menjelaskan tentang sistem pembelajaran jarak jauh sebagai solusi pendidikan secara permanen. Tak cuma mengatasi masalah saat pandemi tapi juga untuk langkah panjang.
Gagasan dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, Kamis (2/7/2020 ini mendapat reaksi beragam. Ada pro dan tentu saja ada yang kontra. Sebagian masyarakat tak setuju dengan sistem 'melek teknologi' tersebut.
Meski begitu, hingga kini belum ada solusi lain yang dianggap lebih ideal untuk mengatasi pendidikan juga pola pengasuhan selama pandemi.
Mengapa pola pengasuhan patut diperhitungkan? Karena syarat mutlak menuju normal adalah keluarga yang menemukan kembali ritme normalnya masing-masing.
Masalah jadi semakin runyam ketika orangtua yang bekerja dari rumah mendapat panggilan untuk kembali kerja dari kantor.
Jika orangtua berangkat ke kantor, siapa yang menjaga anak-anak di rumah sementara sekolah tutup?
Sama seperti di Indonesia, orangtua di Amerika juga bingung mencari solusi ini di tengah pandemi.
Deb Perelman's, pendiri Smitten Kitchen menulis untuk The New York Times tentang dilema orangtua pekerja yang terhimpit situasi khas pandemi.
Dalam tulisannya yang berjudul In the COVID-19 Economy, You Can Have a Kid or a Job. You Can't Have Both yang tayang pada Kamis (02/07/2020), Deb menulis rencana pemerintah untuk membuka sekolah sebagian akan membuat orangtua kebingungan.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Pentingnya Pengasuhan Responsif di Periode Emas Anak
"Kenapa tidak ada yang membicarakan hal ini? Mengapa kita tidak mendengar teriakan yang memekakkan telinga sehingga tidak ada kebijakan lamban yang dapat diterapkan tanpa menyapa orang-orang yang terkubur karenanya?"
Deb kembali menegaskan pentingnya suara yang lantang sebagai jalan keluar. Ia berharap pemerintah bisa memberi solusi bagi para orangtua agar segalanya berjalan imbang dan beriringan.
"Selama berbulan-bulan, saya telah bergumam tentang hal ini, dalam teks grup, dalam grup Facebook rahasia untuk ibu, dalam pertemuan bermasker ketika saya bertemu dengan teman sesama orangtua di jalan. Kita semua saling bertanya mengapa kita tidak membuat lebih banyak suara."
"Tetapi segera setelah Anda mengungkapkan ini, percakapan akan jadi kabur dengan argumen yang tidak relevan dan membuat Anda memulai tim debat di sekolah mana pun."
Deb bersikeras, selama orangtua tak diberikan pilihan antara anak dan bekerja, maka situasi yang timpang akan terus terjadi meski virus sudah bisa diatasi.
"Rencana bergerak maju, ekonomi terbuka tapi sebagian besar sekolah, penitipan anak tutup seolah-olah semuanya akan baik-baik saja jika satu orangtua kehilangan karier, asuransi, dan mata pencaharian mereka dalam proses. Itu keterlaluan. "
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Pemerintah Sebut UU Pers Beri Jaminan Perlindungan Hukum Wartawan, Iwakum Sebut Ini
-
Menpar Widiyanti Targetkan Industri MICE Indonesia Susul Vietnam di Peringkat Global
-
Puji Kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi, BGN Puji Jateng Paling Siap Jalankan Program Gizi Nasional
-
Jokowi 'Dikepung' Politik? Rocky Gerung Bongkar Alasan di Balik Manuver Prabowo-Gibran 2029
-
'Mereka Ada Sebelum Negara Ini Ada,' Pembelaan Antropolg untuk 11 Warga Maba Sangaji di Persidangan
-
Terungkap! 'Orang Baik' yang Selamatkan PPP dari Perpecahan: Ini Peran Pentingnya
-
Dana Transfer Dipangkas Rp 15 Triliun, APBD DKI 2026 Anjlok dan Gubernur Perintahkan Efisiensi Total
-
Kelurahan Kapuk Dipecah Jadi 3: Lurah Klaim Warga Menanti Sejak Lama, Semua RW dan RT Setuju
-
Antonius Kosasih Divonis 10 Tahun Bui di Kasus Korupsi PT Taspen, Hukuman Uang Pengganti Fantastis!
-
Kapuk Over Populasi, Lurah Sebut Petugas Sampai Kerja di Akhir Pekan Urus Kependudukan