Suara.com - Eks tahanan politik (tapol) Papua, Surya Anta Ginting mengungkapkan adanya aksi pemalakan yang dilakukan narapina yang sudah lama mendekam di Rumah Tahanan Salemba.
Dia mengaku, aksi pungutan liar itu terjadi ketika dirinya dipindahkan ke Rutan Salemba dari Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.
Cerita itu diungkap Surya Anta melalui akun Twitter pribadinya, @SuryaAnta.
Menurutnya, kisaran uang pungli yang diminta narapidana lama itu berbeda-beda mulai dari Rp1 juta hingga Rp3 juta. Namun, Surya Anta mengaku tak sampai harus membayar uang sebanyak itu ketika para tahanan lain mengetahui bahwa dia dan tapol Papua lainnya merupakan aktivis.
"Saat hari pertama masuk penampingan di OT-IN (dimintain uang) oleh tahanan lama. Saya diminta 1 juta di lapak Palembang. @dano_tabuni diminta 3 juta di lapak Lampung. Akhirnya kamu berlima bayar 500 ribu karena setelah para tahanan lain tahu kalau kami ini aktivis bukan anak pejabat,” kata Surya dikutip Suara.com, Senin (13/7/2020).
Selain soal pemalakan, Surya membeberkan soal kebobrokan lain yang ada di Rutan Salemba seperti kapasitas ruangan yang melebihi kapasitas sehingga para napi harus tidur secara berdesakan.
Dia juga mengatakan, bahwa hidup sebagai tahanan tak berarti ada jaminan kehidupan dari negara. Sebab untuk jatah makan dengan nasi dan lauk seadanya saja tidak mencukupi untuk semua narapidana.
Karena tidak mencukupi, mereka para narpidana terkadang masih harus membeli semua kebutuhannya sendiri mulai dari nasi, lauk pauk hingga peralatan untuk mandi cuci kaktus (MCK).
Tak jarang kondisi itu membuat mereka bertindak kriminal kepada sesama narapidana atau menjalankan bisnis di dalam penjara semisal menjual narkoba.
Baca Juga: Ditanya soal Surat Jalan Buronan Djoko Tjandra, Begini Reaksi Menkumham
"Karena biaya hidup di penjara mahal. Survival napi macem-macem. Ada yang nyopet. Ada yang nyiletin kantong temannya. servis elektronik. Pijat. Jadi tamping (tahanan pendamping) yang juga ada beberapa yang mesti bayar. Jualan nasi. Jualan narkoba. Atau jadi BNN (bagian nagih-magih) alias tukang pukul," kata Surya.
Bagi Surya, semua kehidupan di penjara bak hidup di hutan rimba di mana yamg kuat yang bisa bertahan. Dari balik penjara, Surya juga melihat di mana ada kelas-kelas sosial antara narapidana. Ada narapidana yang berpakaian necis dan memiliki sel khusus yang berbayar, sebaliknya ada juga narapidana yang kondisinya memprihatinkan.
"Jadi kelas sosial di penjara itu nyata banget. Napi kaya, koruptor misalnya, bisa beli kamar di Blok O seharga 50-70 juta. Belum uang mingguannya. Gak perlu masuk penampungan atau mapenaling dulu kayak kami selama 1 bulan. Bahkan Napi dari blok lain gak bisa main-main ke Blok O ini," tutur Surya.
Dalam cuitannya Surya turut mengunggah beberapa foto keadaan selama ia dan tapol lainnya berada di Rutan Salemba. Surya turut menjelaskan mengapa dirinya memiliki dokumentasi selama di sel.
"Oh ya, kenapa bisa ada dokumentasi ini bisa ada. Karena di penjara jual beli & servis HP ada. Bisnis narkoba lancar. Bisnis transfer & terima uang kiriman juga lancar. Warung makanan ada. Petugas tahu itu Jual beli farfum ada. Yg gak ada prostitusi, sblm 2016 kata para Napi lama ada," ujar Surya.
Sementara itu, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly angkat bicara terkait cerita Tapol Papua yang membeberkan kebobrokan Rutan Salemba.
Berita Terkait
-
Kongres Diundur, Yasonna Tegaskan PDIP Masih Solid: Mana Ada Beda-beda Sikap, Solid!
-
Di DPR, Natalius Pigai Ungkap Wacana Prabowo Beri Amnesti ke Tapol Papua: Bukan buat Mereka yang Bersenjata!
-
Prabowo Berencana Beri Amnesti Tapol Papua, Legislator PKB: Pendekatan Baru Ciptakan Perdamaian
-
Ronny Sompie Buka Suara Soal Pencopotan Jabatan Terkait Harun Masiku, Yasonna Laoly Lebih Paham?
-
PDIP Beberkan 3 Skenario Pemecatan Yasonna Laoly oleh Jokowi Jelang Akhir Masa Jabatan
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar