Suara.com - Paus Fransiskus mengungkapkan kesedihannya atas keputusan Presiden Turki Recep Thayyib Erdogan untuk menjadikan mantan katedral era Justinus, yakni Hagia Sophia, menjadi masjid.
"Saya memikirkan Hagia Sophia dan saya sangat sedih." ungkap Paus Francis menjelang akhir khotbah di Lapangan Santo Petrus, disadur dari Al Jazeera, Senin (13/7/2020).
Pernyataan tersebut adalah reaksi pertama Vatikan terhadap keputusan Turki untuk mengubah monumen era Bizantium kembali menjadi masjid.
Rasa kecewa juga diungkapkan oleh Patriark Bartholomew, pemimpin spiritual Kristen Ortodoks sedunia yang berbasis di Istanbul.
Dewan Gereja Sedunia juga telah meminta Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk membalikkan keputusannya.
Pada hari Sabtu (11/7), Presiden Erdogan menolak kecaman internasional atas keputusan untuk mengubah status landmark Istanbul Hagia Sophia dari museum menjadi masjid.
"Mereka yang tidak mengambil langkah melawan Islamofobia di negara mereka sendiri ... menyerang keinginan Turki untuk menggunakan hak-hak kedaulatannya," ujar Presiden Erdogan pada upacara yang ia hadiri melalui konferensi video.
Akhir Geopolitik
Hagia Sophia dibangun 1.500 tahun yang lalu sebagai katedral Kristen Ortodoks dan diubah menjadi masjid setelah Ottoman menaklukkan Konstantinopel, sekarang Istanbul, pada tahun 1453. Pemerintah Turki sekuler memutuskan pada tahun 1934 untuk menjadikannya museum.
Baca Juga: Hagia Sophia Kembali Jadi Masjid, Erdogan: Hormati Keputusan Kami
Presiden Erdogan pada hari Jumat (10/7) secara resmi mengubah status bangunan bersejarah tersebut kembali menjadi masjid dan menyatakan terbuka untuk ibadah umat Islam.
Uskup Hilarion, yang mengepalai departemen Gereja Ortodoks Rusia untuk hubungan gereja eksternal, menggambarkannya sebagai "pukulan bagi Kekristenan global".
Dewan Gereja Dunia, yang mewakili 350 gereja Kristen, mengatakan telah menulis surat kepada Erdogan untuk mengungkapkan "kesedihan dan kecemasan" mereka.
Kepala Gereja Ortodoks Yunani, Uskup Agung Ieronymos, menggambarkan keputusan Erdogan sebagai "instrumentalisasi agama untuk tujuan partisan atau geopolitik".
"Kemarahan dan kesombongan tidak hanya menyangkut Gereja Ortodoks dan Kristen tetapi semua umat manusia yang beradab ... terlepas dari agama," tambah Ieronymos.
Erdogan mengatakan Hagia Sophia - yang dikenal sebagai Ayasofya di Turki - akan tetap terbuka untuk umat Muslim, Kristen, dan pengunjung.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
Terkini
-
Baharuddin Lopa: Jaksa Agung Pemberani Usut Kasus Soeharto Hingga Koruptor Kelas Kakap
-
Semalam GBK Macet Parah Jelang Konser BLACKPINK, Polisi Lakukan Rekayasa Lalu Lintas
-
David Van Reybrouck Kritik Wacana Soeharto Jadi Pahlawan: Lupa Sejarah, Bahaya Besar!
-
Kronologi Truk Tanki 2.400 liter BBM Terbakar di Cianjur, Sebabkan Ledakan Mencekam
-
5 Fakta dan Pihak-pihak yang Terlibat Perang Sudan
-
Mau Perkuat Partai yang Dipimpin Prabowo, Budi Arie Bicara Soal Kapan Masuk Gerindra
-
Dasco: Gerindra Siap Tampung Gelombang Relawan Projo!
-
PLN Electric Run 2025 Siap Start Besok, Ribuan Pelari Dukung Gerakan Transisi Energi Bersih
-
Merapat ke Prabowo, Budi Arie Bicara Kemungkinan Jokowi Tak Lagi Jadi Dewan Penasihat Projo!
-
Hujan Lebat Iringi Megawati Ziarah ke Makam Bung Karno di Blitar, Begini Momennya