Suara.com - Presiden Amerika Serikat mengklaim lebih banyak orang kulit putih di AS yang kehilangan nyawa di tangan polisi dibandingkan orang kulit hitam.
Menyadur Al Jazeera, Trump menyatakan hal ini di sebuah wawancara dengan CBS News yang ditayangkan pada Selasa (14/7) lalu.
Saat itu, Trump mendapatkan pertanyaan tentang mengapa orang kulit hitam masih saja mendapatkan diskriminasi oleh penegak hukum.
"Dan begitu juga orang kulit putih, begitu pula orang kulit putih. Pertanyaan yang mengerikan untuk ditanyakan. Begitu juga orang kulit putih. Omong-omong, lebih banyak orang kulit. Lebih banyak orang kulit putih," jawab Trump.
Berdasarkan analisis Washington Post yang diperbarui Senin (13/7), hampir setengah dari orang yang tewas oleh polisi kulit putih, 23 persen berkulit hitam. Orang kulit hitam terhitung kurang dari 13 persen populasi AS, jumlah yang terbunuh oleh polisi dua kali lipat dari jumlah orang kulit putih AS yang terhitung 60 persen dari populasi.
Pembunuhan George Floyd oleh polisi Minneapolis saat akan ditahan pada 25 Mei lalu memicu meletusnya protes di seantero Amerika Serikat dan memancing perhatian kekerasan polisi AS terhadap orang kulit hitam.
Menanggapi pernyataan Trump, Jeffery Robinson dari American Civil Liberties Union menyebut klaim tersebut merupakan rasis.
"Rasisme Trump sangat absolut sehingga ia terus menolak memberikan pengakuan diam-diam terhadap epidemi kekerasan polisi terhadap orang kulit di Amerika" ujar Robinson.
Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, Trump memuji departemen kepolisian AS dengan mengatakan mereka melakukan pekerjaan yang luar biasa.
Baca Juga: Ibu Dibui usai Sewa Joki Kelas Online Putranya, Eh Nilainya Malah C
"Anda dapat memiliki polisi yang nakal dan mengerikan, pada kesempatan seperti yang anda lakukan di industri apa pun, bisnis apa pun, dalam profesi apa pun," katanya.
Kerusuhan sosial belakangan memicu munculnya pertanyaan terkait pengibaran bendera Konfederasi di beberapa negara bagian dan apakah patung pemimpin Konfederasi selama Perang Sipil AS harus dihilangkan dari tempat umum.
Ditanya CBS apakah bendera itu harus diturunkan, Trump menjawab dirinya paham masyarakat menyukai bendera Konfederasi dan tidak berpikir bahwa hal tersebut melambangkan perbudakan.
"Sederhana saja. Suka atau tidak suka, itu kebebasan berbicara," imbuhnya,
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Kapolri Update Ledakan SMAN 72: 29 Siswa Masih Dirawat, Total Korban 96 Orang
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Uang Rp 1000 Jadai Rp 1, Apa Maksudnya?