Suara.com - Apakah Anda kerap bepergian menggunakan pesawat? Jika ya, maka Anda harus mengetahui dan memperhatikan aturan serta tata cara terbaru naik pesawat selama masa transisi new normal.
Menyadur dari Antara, menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan (Perdopsi), setidaknya ada 12 cara naik pesawat new normal yang harus Anda patuhi.
Berikut panduan naik pesawat saat New Normal :
1. Melaksanakan protokol kesehatan yakni menggunakan masker, membawa hand sanitizer, dan menjaga jarak.
2. Jika Anda ingin bepergian menggunakan pesawat maka syarat utama yang harus dipenuhi ialah memiliki kondisi sehat dan bebas COVID-19 yang dibuktikan dengan surat keterangan. Cara membuat surat keterangan tersebut yakni persiapkan KTP, datang ke rumah sakit atau klinik kesehatan yang menyediakan layanan rapid test dan swab test COVID-19. Apabila hasilnya negatif maka Anda akan mendapatkan surat keterangan bebas COVID-19. Surat tersebut hanya berlaku untuk satu orang dan hasil rapid test hanya berlaku selama tiga hari, sedangkan PCR berlaku selama tujuh hari.
3. Cek in atau cetak boarding pass secara online
4. Membawa APD, dua masker kain, satu masker bedah, hand sanitizer, tisu disinfektan dan face shield.
5. Pelajari aturan dan pedoman baru selama berada di bandara atau di dalam pesawat
6. Membawa makanan dan minuman sendiri
Baca Juga: 4 Cara Agar Cepat Tidur di Malam Hari
7. Sudah berada di bandara minimal tiga jam sebelum jadwal keberangkatan
8. Ke toilet sebelum masuk ke pesawat
9. Jaga jarak, gunakan etika saat batik dengan menutup mulut menggunakan siku, lalu menggunakan hand sanitizer
10. Gunakan APD saat berada di dalam pesawat karena keterbatasan tempat sehingga susah untuk menjaga jarak
11. Jika Anda mengalami keluhan kesehatan maka segera melapor kepada awak kabin pesawat
12. Jangan menyentuh wajah terutama bagian mata, mulut, dan hidung. Pastikan untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah menaiki pesawat
Berita Terkait
-
Pengalaman Horor Dikta di Pesawat: Mesin Mati Kuping Sakit Pramugari Teriak-teriak
-
7 Cara Mengatasi Cemas Naik Pesawat, Jangan Sampai Stres!
-
Bikin Trauma, Helikopter yang Ditumpangi Inul Daratista Mendarat Darurat di Pegunungan
-
Mau Bawa Skincare saat Naik Pesawat seperti Nikita Willy? Simak Aturannya, Gak Boleh Sembarangan
-
Nikita Willy Sibuk Pakai Skincare Malam di Pesawat, Suara sang Suami Bikin Salfok: Kayak ...
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu
-
Misi Penyelamatan Pekerja Tambang Freeport Berlanjut, Ini Kabar Terbarunya
-
Buntut Aksi Pemukulan Siswa ke Guru, Dikeluarkan Sekolah dan Ayah yang Polisi Terancam Sanksi
-
Perkuat Pertahanan Laut Indonesia, PLN dan TNI AL Jalin Kolaborasi
-
Korban Pemerkosaan Massal '98 Gugat Fadli Zon: Trauma dan Ketakutan di Balik Penyangkalan Sejarah