Suara.com - Keluarga korban warga sipil di Kabupaten Nduga, Papua, yang ditembak oleh oknum anggota TNI melakukan aksi demonstrasi menuntut keadilan di Kenyam, Nduga, Papua, Senin (20/7/2020).
Aksi ini diikuti oleh pemerintah daerah, DPRD, tokoh agama, dan beberapa elemen masyarakat yang meminta tanggung jawab pemerintah atas kematian dua ayah dan anak Elias Karunggu, dan Selu Karunggu.
"Meminta NKRI segera bertanggung jawab atas pembunuhan, pemerkosaan, pengorbanan orang Papua dari Sorong sampai Merauke, pada umumnya, dan lebih khusus pengorbanan orang Nduga," kata salah satu demonstran dalam keterangannya, Senin (20/7/2020).
Mereka juga meminta pemerintah Indonesia untuk menghentikan otonomi khusus bagi rakyat Papua dan memulai referendum pembebasan Papua dari Indonesia.
"Saya lahir kan mereka jaga tanah Nduga dan Papua ini, dulu kami hanya pegang Alkitab, pemerintah Indonesia belum ada di Nduga di sini, kami pake sali dan bapak-bapak pake koteka dan sawan, sebelum Indonesia ada di Papua tidak pernah bunuh orang Papua sembarang, kalau negara model seperti ini kami Papua harus lepas," kata salah satu mama dalam orasinya.
Selain itu mereka meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menarik pasukan TNI-Polri dari operasi militer di Nduga karena telah membunuh warga sipil yang tak bersalah bukan dalam kondisi perang.
"TNI-Polri salah sasaran dan belum profesional karena Elias Karunggu, Selu Karunggu tukang sengsor dan Hendrik Lokbere adalah warga sipil biasa kenapa tanpa pegang alat bukti di tembak," lanjutnya.
Berdasarkan catatan mereka, angka korban di pengungsian Nduga terus meningkat hingga 230 orang dalam kurang lebih 1 tahun 7 bulan terakhir.
Untuk diketahui, Sumber Jubi - jaringan Suara.com di Nduga, menyebutkan, sekitar pukul 15.00 waktu setempat, telah terjadi penembakan terhadap dua orang penduduk sipil berstatus pengungsi usai peristiwa 2 Desember 2018 di Distrik Yigi, Nduga.
Baca Juga: Ya Tuhan! Puluhan Prajurit TNI di Papua Positif Corona
“Kedua korban ini adalah ayah dan anaknya. Atas nama Selu Karunggu (anak) dan Elias Karunggu (ayah)," ungkap sumber Jubi melalui sambungan telepon, Minggu (19/7/2020).
Masih menurut sumber tersebut, kedua korban ditembak oleh oknum pasukan TNI di saat pengungsi yang berasal dari tiga distrik yakni Distrik Kagayem, Distrik Yal dan Distrik Paro yang selama ini bertahan di hutan tempat pengungsian memutuskan menuju ke Kèneyam ibu kota Kabupaten Nduga.
Namun setelah menyeberang sungai Keneyam tidak jauh dari kota Keneyam, keduanya tiba-tiba ditembak oleh oknum anggota TNI.
"Lokasi kejadian di kampung Masanggorak di pinggir Sungai Keneyam. Sudah dekat Keneyam. Hanya setengah kilometer dari kota Keneyam. TNI yang lakukan di pinggir kali. Mereka bikin pos darurat di pinggir Sungai Keneyam,” lanjut sumber Jubi tersebut.
Keduanya, menurut sumber ini, tiba terlebih dulu di Sungai Keneyam sebelum rombongan pengungsi dari tiga distrik yang sama-sama menuju Keneyam tiba.
Anak dan ayahnya korban penembakan di Nduga itu kemudian dikubur di lokasi makam sopir Wakil Bupati Nduga yang juga ditembak beberapa waktu lalu.
Berita Terkait
-
Wahyu Akui Terima Rp 500 Juta Bantu Seleksi Calon Anggota KPUD Papua Barat
-
Kepergok Mencuri, Remaja Napi Asimilasi di Papua Tewas Ditusuk
-
Dorr..Dorr! Ayah dan Anak di Nduga Papua Tewas, Diduga Ditembak Oknum TNI
-
Ya Tuhan! Puluhan Prajurit TNI di Papua Positif Corona
-
Gempa Bumi 7,3 SR Guncang Papua Nugini
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Pemerintah Sebut UU Pers Beri Jaminan Perlindungan Hukum Wartawan, Iwakum Sebut Ini
-
Menpar Widiyanti Targetkan Industri MICE Indonesia Susul Vietnam di Peringkat Global
-
Puji Kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi, BGN Puji Jateng Paling Siap Jalankan Program Gizi Nasional
-
Jokowi 'Dikepung' Politik? Rocky Gerung Bongkar Alasan di Balik Manuver Prabowo-Gibran 2029
-
'Mereka Ada Sebelum Negara Ini Ada,' Pembelaan Antropolg untuk 11 Warga Maba Sangaji di Persidangan
-
Terungkap! 'Orang Baik' yang Selamatkan PPP dari Perpecahan: Ini Peran Pentingnya
-
Dana Transfer Dipangkas Rp 15 Triliun, APBD DKI 2026 Anjlok dan Gubernur Perintahkan Efisiensi Total
-
Kelurahan Kapuk Dipecah Jadi 3: Lurah Klaim Warga Menanti Sejak Lama, Semua RW dan RT Setuju
-
Antonius Kosasih Divonis 10 Tahun Bui di Kasus Korupsi PT Taspen, Hukuman Uang Pengganti Fantastis!
-
Kapuk Over Populasi, Lurah Sebut Petugas Sampai Kerja di Akhir Pekan Urus Kependudukan