Suara.com - Akibat banjir yang menerjang daerah timur laut India, 11 badak langka mati di taman Kaziranga di negara bagian Assam dan ratusan hewan lainnya ikut terdampak.
"Saat ini 80 persen taman teremdam air. Airnya surut tetapi hari, namun ketinggian air meningkat lagi pada pagi hari," kata Shri P. Sivakumar, direktur taman nasional disadur dari Anadolu Agency.
"Sejauh ini, 113 hewan mati pada musim hujan tahun ini karena tenggelam. Termasuk 11 badak bercula satu," kata Sivakumar.
Dia mengatakan badak dan kerbau saat ini menggunakan pulau-pulau tinggi yang berada di daerah tersebut, sementara rusa dan gajah sudah bermigrasi ke bukit-bukit terdekat untuk menyelamatkan diri. "Kami telah menyelamatkan 146 orang ... kami telah memindahkan hewan ke daerah yang lebih aman," kata Sivakumar.
Daerah di timur laut India saat ini mengalami banjir karena hujan musiman, dengan banjir dan tanah longsor merupakan kejadian umum saat musim hujan tiba. Para pejabat mengatakan mereka sudah mengambil tindakan pencegahan tetapi tetap saja memakan korban jiwa sebanyak 80 orang dan 2,4 juta lainnya terkena dampak.
"Setiap tahun, kami biasa mengambil langkah dan tahun ini juga kami lakukan. Populasi herbivora Kaziranga sekitar 50.000. Yang tidak kuat secara fisik bisa mati saat banjir," katanya. "Korban terus ada setiap tahun. Kematian terjadi selama musim hujan." tambahnya.
Taman ini adalah rumah bagi setidaknya 2.400 badak bercula satu, habitat terbesar bagi spesies langka di dunia.
Menurut World Wildlife Fund, ada lima spesies badak yang ditemukan di dunia dan di antara mereka badak bercula satu berukuran besar hanya ditemukan di India.
Pakar margasatwa mengatakan ketika bendungan meluap akibat hujan monsun, ketinggian air meningkat di Kaziranga dan daerah-daerah lain dan hanya ada sedikit waktu bagi hewan-hewan untuk menyelamatkan diri.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Tak Boleh Halangi Hak Anak untuk Mendapat Pendidikan
"Sudah menjadi fenomena alami bagi Kaziranga mendapatkan banjir tahunan, kadang-kadang banjir rendah, kadang-kadang moderat dan kadang-kadang tinggi dan beberapa hewan liar pindah ke tempat yang lebih tinggi ... ini menjadi naluri alami untuk hewan liar dan mereka bisa merasakan naiknya sungai di musim hujan dan perlahan-lahan mereka pindah ke lokasi yang lebih aman," kata Bibhab Kumar Talukdar, pakar margasatwa Assam.
"Namun, saat ini, situasinya menjadi lebih kompleks, seiring dengan derasnya hujan monsun, bendungan juga ikut meluap," jelas Taukdar, Koordinator Asia untuk Yayasan Badak Internasional, mengatakan kepada Anadolu Agency.
Sesuai laporan banjir yang dirilis Selasa oleh otoritas manajemen bencana Assam, 24 kabupaten terkena dampak dan 869 orang sudah diselamatkan oleh pihak berwenang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Penjaringan Ketua DPC PDIP Brebes Dinilai Tak Transparan, Pencalonan Cahrudin Sengaja Dijegal?
-
Bikin Riuh, Dito Ariotedjo Tiba-Tiba Tanya Ijazah Erick Thohir ke Roy Suryo
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'