Suara.com - Baru-baru ini, sosial media diramaikan oleh seorang pengguna Twitter @anagdianto yang bertemu dengan anjing langka pegunungan Papua. Ia melihat anjing itu mendatang area pertambangan Grasberg pada Rabu(23/7/202.
Dalam unggahannya, disebutkan bahwa anjing ini memiliki ciri-ciri berwarna cokelat emas, telinga segitiga, ekor tebal, moncong pendek mirip rubah dan tidak bisa menggonggong.
Anjing berbulu tebal itu masuk dalam jenis New Guninea Singing Dog karena tidak bisa menggonggong, melainkan hanya bisa melolong kecil.
Melansir dari National Geographic, anjing ini juga pernah ditemukan di kawasan pegunungan Sudirman, Papua. Anjing liar itu disebut masih memiliki hubungan dengan anjing kuno dan anjing-anjing sekarang.
Anjing langka pegunungan Papua ini dikhawatirkan akan punah lantaran sudah jarang ditemukan.
Terakhir, eksistensi anjing ini tertangkap kamera di daerah pelosok pegunungan yang sangat jauh dari peradaban manusia.
Selain dengan Singing Dog, anjing langka dari pegunungan Papua ini juga disebut memiliki relasi dengan anjing jenis Australian Dingo.
Dikutip dari National Geographic, seorang ahli zoologi dari Florida, James McIntyre, mengatakan bahwa anjing langka pegunungan Papua ini juga tidak memiliki rasa takut. Sebuah ciri binatang yang hidup terisolasi dari keberadaan manusia atau pemangsa selama berabad-abad.
Berbagai dokumentasi tentang keberadaan anjing liar itu pernah muncul dalam rentang waktu yang lama. Pada tahun 1989, seorang mamalog Australia Tim Flannery berhasil mengambil foto anjing liar berwarna hitam dan cokelat di kawasan Distrik Telefomin.
Baca Juga: Kamar Apotek, Tempat Napi Rutan Salemba Pakai Narkoba
Pada bulan September 2012, anggota kelompok wisata Adventure Alternative Borneo yang sedang mendaki Gunung Mandala di Papua Barat juga mengaku terkejut ketika melihat seekor anjing berwarna kuning kecokelatan menatap mereka dari sisi bukit.
Mengutip dari Business Insider, empat tahun kemudian di bulan yang sama, jejak kaki berlumpur memberikan petunjuk keberadaan anjing itu kepada kelompok ekspedisi New Guinea Highland Wild Dog yang dipimpin oleh McIntyre dan peneliti lokal dari Universitas di Papua.
Jejak kaki itu tersebar di hutan lebat dataran tinggi New Guinea, sekitar 3460-4400 meter di atas permukaan laut.
Hingga kini, penelitian dan ekspedisi untuk mengetahui dan mempertahankan keberadaan anjing itu masih terus dilakukan. Para peneliti optimis tentang peluang keberadaan anjing langka pegunungan Papua ini untuk bertahan hidup.
Mereka juga melibatkan perusahaan pertambangan lokal untuk turut serta mengelola lingkungan demi melindungi daerah terpencil dan ekosistem di sekitar fasilitas mereka.
Bahkan, @anangdianto mengungkapkan bahwa masyarakat lokal juga turut menjaga keberadaan anjing liar ini dengan tidak menangkapnya sebagai peliharaan. "Bahkan menurut Suku Moni, anjing ini dipercaya sebagai penjaga gunung & bisa berubah menjadi lak-laki yang memakan jantung orang-orang yang berniat jahat" cuitnya.
Berita Terkait
-
Kamar Apotek, Tempat Napi Rutan Salemba Pakai Narkoba
-
Eks Tapol Papua Cerita Soal Orang Tak Berduit di Lapak Buaya Rutan Salemba
-
Kesaksian Eks Tapol Papua: Di Rutan Salemba Ada PSK, Penjual Sabu Keliling
-
Cerita Eks Tapol Papua, Ditagih Rp 1 Juta oleh Penguasa Lapak Penjara
-
Arie Kriting Heran Sosok Anak Papua Tidak Ada di Poster Hari Anak
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya