Suara.com - Para perantau yang berasal dari Sumatera Barat (Sumbar) di berbagai daerah tak bisa dilepaskan begitu saja dari makanan khas tradisional ranah minang, rendang.
Hal tersebut karena usai Hari Raya Idul Adha, jumlah pengiriman masakan khas tersebut meningkat tajam di sejumlah jasa logistik yang beroperasi di Bukittinggi. Bahkan, banyak pengirim yang rela antre menunggu giliran.
Dilansir dari Klikpositif.com-jaringan Suara.com, peningkatan terlihat begitu masif di sekitaran Pasa Banto, yang menjadi pusat ekspedisi logistik seperti JNE, Tiki dan Pos.
"Ya, memang ada peningkatan dalam masa Lebaran Haji ini. Rata-rata pengiriman berupa rendang . Bisa 100 persen naiknya. Kemungkinan dalam seminggu ini akan tetap ramai," kata Agen JNE Pasar Banto Fivi Hardiyanti pada Senin (3/8/2020).
Diakuinya, kenaikan sudah mulai terjadi sejak Sabtu (1/8/2020) atau sehari setelah Lebaran Haji. Kondisi tersebut dikarenakan sejumlah daerah di Bukittinggi sudah menyembelih hewan kurban pada Jumat (31/7/2020) atau bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha.
"Jadi setelah penyembelihan hewan korban pada Jumat, esoknya konsumen mulai mengirim rendang . Di Bukittinggi memang demikian, paling ramai itu ya saat Lebaran Haji," kata Fivi.
Rata-rata, Fivi menjelaskan, pengiriman ditujukan ke Jabodetabek maupun Bandung yang menjadi daerah tinggal perantau asal Bukittinggi.
Meski pengiriman meningkat, ia mengatakan tarif paket pengiriman di tempatnya tetap normal seperti biasanya dan belum ada kenaikan. Untuk paket sehari sampai, ke Jakarta tarifnya Rp 37 ribu per kilogram, sementara tarif reguler Rp 22 ribu dan ekonomis Rp 19 ribu.
Baca Juga: Cocok untuk Anak Kos, Intip Cara Membuat Rendang Cuma Pakai Rice Cooker
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu