Suara.com - Kontroversi Program Organisasi Penggerak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memasuki babak baru. Program gagasan Menteri Nadiem Makarim ini membuat dua pihak internal ormas Nahdlatul Ulama beda suara.
Pada Kamis (6/8/2020) hari ini terjadi pertemuan antara Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf dengan Nadiem. Dalam pertemuan itu Yahya menyampaikan keputusan bahwa NU tidak jadi mundur dan tetap ikut POP.
"Dalam suasana prihatin akibat pandemi dan masyarakat sangat membutuhkan jalan keluar dari berbagai kesulitan, sangat tidak elok kalau kontroversi yang tidak substansial dibiarkan berlarut-larut," kata Yahya dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (6/8/2020).
Keputusan ini, kata pria yang akrab disapa Gus Yahya itu sudah disetujui dalam rapat di PBNU pada hari Selasa, 4 Agustus 2020 yang lalu dan disampaikan ke Nadiem hari ini.
Yahya mengungkapkan dalam pertemuan itu Nadiem mengklarifikasi bahwa POP hanya bermaksud membeli model inovasi dari berbagai pihak yang menawarkan gagasan dan perencanaan eksekusinya.
"Pihak mana pun bisa ikut tanpa harus bergantung pada ukuran organisasi atau keluasan konstituennya," lanjutnya.
Yahya juga menyebut Kemendikbud telah menyampaikan berdasarkan evaluasinya pelaksanaan POP akan diundur ke Januari 2021.
Suara.com masih mencoba mengonfirmasi klaim Yahya ini karena hasil evaluasi sejatinya belum diumumkan secara resmi oleh Kemendikbud.
Pernyataan Yahya dibantah oleh Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif NU, Z. Arifin yang menyatakan NU tetap pada sikap awal yakni mundur dari POP sebelum ada hasil evaluasi yang komprehensif dari Kemendikbud.
Baca Juga: Belajar Online Banyak Kendala, Mendikbud Akan Keluarkan Kurikulum Baru
"Saya menyatakan tidak tahu menahu hal itu (klaim Yahya). LP Ma'arif NU tetap pada pendirian dan sikapnya seperti dinyatakan dalam 3 poin Selasa kemarin," kata Arifin saat dikonfirmasi Suara.com, Kamis (6/8/2020).
Tiga poin yang dimaksud Arifin antara lain; LP Maarif NU akan mempertimbangkan bergabung kembali jika kemendikbud mematangkan konsep dan menunda pelaksanaan POP ke tahun depan, jika tidak mereka tetap akan mundur, dan tetap melaksanakan program pendidikan secara mandiri tanpa terikat dengan Kemendikbud.
Diketahui, LP Maarif NU bersama 2 ormas lain Muhammadiyah dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyatakan mundur dari POP.
Mereka menilai adanya konflik kepentingan dengan keterlibatan dua perusahaan besar yakni Putera Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation yang diduga menyelipkan CSR mereka dalam POP meski tanpa menggunakan APBN.
Selain itu, ketiga ormas ini menilai banyak ormas yang tidak jelas lolos seleksi POP dan pembagian programnya tidak proporsional.
Nadiem sendiri sudah meminta maaf kepada ketiga ormas dan menunda sementara POP dalam waktu 3 pekan sejak 28 Juli untuk melakukan evaluasi internal Kemendikbud yang hingga kini belum diumumkan.
Berita Terkait
-
Nadiem Calon Tersangka Korupsi Google Cloud di KPK, Kuasa Hukum Membantah
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Google Cloud Diselidiki, Stafsus Nadiem Makarim Ikut Disorot KPK
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
Terkini
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak
-
Menteri Dikdasmen Targetkan Permen Antibullying Rampung Akhir 2025, Berlaku di Sekolah Mulai 2026
-
Polisi Tangkap Dua Pengedar Sabu di Bekasi, Simpan Paket 1 Kg dalam Bungkus Teh
-
Mendikdasmen Abdul Muti: Banyak Teman Bikin Anak Lebih Aman di Sekolah
-
Sempat Sembunyi di Bogor, Pelaku Penusukan di Pasar Gaplok Ditangkap Polisi
-
BNPB: Penanaman Vegetasi Jadi Benteng Pertama Hadapi Bencana Hidrometeorologi
-
GKR Hemas Soal Usulan Daerah Otonomi Baru: Tantangan Berat, Tak Mudah Lolos!
-
Sultan Najamudin Tegaskan DPD RI Bukan Oposisi: Siap Dukung Penuh Program Presiden
-
Akses Berobat Dipermudah: Pasien JKN Bisa Langsung ke RS Tanpa Rujukan Berlapis
-
Gubernur Bobby Nasution Dukung LASQI Kenalkan Islam ke Generasi Muda Lewat Seni