Suara.com - Palang Merah Internasional mengirim lebih dari 43.000 sukarelawan ke Korea Utara, untuk membantu memerangi virus corona baru dan memberikan bantuan banjir.
Menyadur Asia One, Selasa (11/8/2020), Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengumumkan keadaan darurat dan memberlakukan lockdown di Kaesong, dekat perbatasan antar-Korea, setelah seorang pria yang membelot ke Selatan pada tahun 2017 kembali ke kota tersebut dan menunjukkan gejala virus corona.
Hujan deras dan banjir dalam beberapa hari terakhir juga memicu kekhawatiran tentang kerusakan tanaman dan persediaan makanan di Korea Utara.
"Para sukarelawan membantu warga di sembilan provinsi untuk menghindari virus dan melindungi diri dari banjir dan tanah longsor," kata juru bicara Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) Antony Balmain.
"Ratusan rumah rusak dan sebagian besar sawah terendam akibat hujan lebat dan banjir bandang," sambung Balmain.
Di Kaesong, sukarelawan IFRC memberikan bantuan kepada 2.100 keluarga paling berisiko yang terdiri dari terpal, peralatan dapur, selimut, perlengkapan kebersihan dan wadah air.
"Keluarga didukung dengan pertolongan pertama psikologis dan kegiatan kesadaran untuk menjaga kebersihan dan tetap sehat," tambah Balmain.
Kim juga telah mengirim paket bantuan khusus ke Kaesong, dan media pemerintah melaporkan pada hari Senin bahwa pasokan biji-bijian dari Pyongyang telah tiba di daerah lain yang dilanda banjir.
Korea Utara belum mengonfirmasi kasus virus corona tetapi sudah memberlakukan tindakan karantina yang ketat di sejumlah wilayah.
Baca Juga: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Dimulai, PMI Tetap Minta Masyarakat Waspada
Kim Jong Un memerintahkan lockdown di Kota Kaesong pada akhir Juli setelah mereka mengklain 'kecolongan' atas masuknya salah satu pembelot yang diduga pembawa virus.
Selain lockdown, ia juga memerintahkan penyelidikan atas 'kecolongan' ini. Kim Jong Un meminta unit militer yang bertanggung jawab atas kejadian segera melaksanakan hukuman berat.
Namun di sisi lain, pihak Korea Selatan mengatakan tidak ada bukti pembelot yang kembali itu terinfeksi virus Covid-19.
IFRC memberikan bantuan kepada Korea Utara berupa alat yang dirancang khusus untuk menjalankan hingga 10.000 tes virus corona bulan lalu.
Selain itu ada juga bantuan berupa termometer inframerah, masker bedah, baju pelindung, dan perlengkapan pelindung lainnya.
Di Korea Selatan, sedikitnya 32 orang tewas setelah 49 hari hujan monsun, yang merupakan hujan terlama di negara itu sejak 1987.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Nadiem Calon Tersangka Korupsi Google Cloud di KPK, Kuasa Hukum Membantah
-
Kementan Targetkan Indonesia Mandiri Vaksin Hewan, Fasilitas di Surabaya Akan Ditingkatkan
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu