Suara.com - Presiden China Xi Jinping meluncurkan kampanye yakni 'operasi piring kosong' yang menargetkan musuh baru negara yakni limbah makanan.
"Sampah itu memalukan dan penghematan itu terhormat," kata Xi dalam pidatonya yang diterbitkan pada hari Selasa, disadur dari The Guardian, Kamis (13/8/2020)
Xi Jinping menggambarkan jumlah makanan yang dibuang di negaranya mengejutkan dan menyedihkan, menurut kantor berita negara Xinhua.
Mengutip sebuah puisi, presiden China ke-7 itu berkata: "Siapa yang tahu bahwa dari makanan kita di piring, setiap biji-bijian datang setelah kerja keras?"
"Kita harus tetap menjaga rasa krisis tentang ketahanan pangan. Dampak pandemi Covid-19 tahun ini telah membunyikan alarm." tambahnya.
Fokus pada limbah makanan muncul setelah banjir massal berminggu-minggu di seluruh negeri memusnahkan tanaman pangan, berkontribusi pada kenaikan harga pangan - yang sudah lebih tinggi setelah wabah Covid-19 melumpuhkan ekonomi China.
Menghadapi ketegangan perdagangan dengan AS dan negara lain, ketahanan pangan - yang selalu menjadi prioritas bagi China - menjadi semakin penting. Sebanyak 20 persen hingga 30 persen biji-bijian China diimpor.
Otoritas lokal segera bertindak dengan menargetkan momok limbah makanan dengan mengadakan "operasi piring kosong", sebuah inisiatif yang pertama kali disebutkan pada tahun 2013 tetapi diangkat lagi oleh pidato Xi.
Asosiasi Industri Katering Wuhan meminta pihak restoran untuk mengeluarkan sistem yang disebut "pemesanan N-1" di mana sebuah grup harus memesan satu hidangan kurang dari jumlah pengunjung.
Baca Juga: China Promosikan Pertempuran Heroik Lawan Corona Lewat Pameran
Restoran harus menawarkan porsi setengah dan lebih kecil serta menawarkan kotak untuk dibawa untuk mengemas sisa makanan.
Kota Xianning, juga di provinsi Hubei, dan Xinyang, di provinsi Henan, juga mengusulkan penerapan sistem N-1 tersebut.
Di Chongqing, Federasi Industri dan Perdagangan mengeluarkan pernyataan yang menjanjikan untuk menerapkan panduan Xi Jinping.
Mereka menyiapkan layar LED untuk membuat sistem pengingat konsumsi hemat, serta langkah-langkah untuk mengawasi konsumen agar makan dengan hemat.
Reporter Chongqing Daily melakukan investigasi ke beberapa restoran dan mereka menyimpulkan bahwa "limbah makanan masih umum". "Empat orang memesan delapan hidangan, tetapi tidak semuanya dimakan," sebuah berita utama di surat kabar tersebut mengatakan pada hari Selasa.
Di negara di mana dianggap sopan untuk memesan lebih dari jumlah yang dibutuhkan, "operasi piring kosong" akan menemui kesulitan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Pemerintah Sebut UU Pers Beri Jaminan Perlindungan Hukum Wartawan, Iwakum Sebut Ini
-
Menpar Widiyanti Targetkan Industri MICE Indonesia Susul Vietnam di Peringkat Global
-
Puji Kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi, BGN Puji Jateng Paling Siap Jalankan Program Gizi Nasional
-
Jokowi 'Dikepung' Politik? Rocky Gerung Bongkar Alasan di Balik Manuver Prabowo-Gibran 2029
-
'Mereka Ada Sebelum Negara Ini Ada,' Pembelaan Antropolg untuk 11 Warga Maba Sangaji di Persidangan
-
Terungkap! 'Orang Baik' yang Selamatkan PPP dari Perpecahan: Ini Peran Pentingnya
-
Dana Transfer Dipangkas Rp 15 Triliun, APBD DKI 2026 Anjlok dan Gubernur Perintahkan Efisiensi Total
-
Kelurahan Kapuk Dipecah Jadi 3: Lurah Klaim Warga Menanti Sejak Lama, Semua RW dan RT Setuju
-
Antonius Kosasih Divonis 10 Tahun Bui di Kasus Korupsi PT Taspen, Hukuman Uang Pengganti Fantastis!
-
Kapuk Over Populasi, Lurah Sebut Petugas Sampai Kerja di Akhir Pekan Urus Kependudukan