Suara.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membantah adanya klaster baru pasien virus corona pada siswa dan guru akibat kebijakan pembukaan sekolah di zona kuning sejak 7 Agustus 2020 lalu.
Dirjen PAUD-Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud Jumeri menjelaskan data-data klaster sekolah yang disebar oleh @LaporCovid19 di media sosial tidak terjadi pada bulan Agustus ketika pembukaan sekolah di zona kuning dimulai. Melainkan akumulasi kejadian dari bulan Maret sampai dengan Agustus 2020.
Selain itu, para siswa dan guru juga tertular di lingkungan masing-masing, bukan di lingkungan sekolah ketika dibuka kembali.
"Kami sampaikan untuk mengklarifikasi, memastikan bahwa informasi yang terjadi tumbuhnya atau timbulnya klaster baru di dunia pendidikan akibat SKB 4 menteri, relaksasi SKB 4 menteri, tidak benar," kata Jumeri dalam jumpa pers virtual, Kamis (13/8/2020).
Jumeri mengklarifikasi satu per satu temuan LaporCovid19.
Pertama, soal 289 siswa di Papua terpapar covid-19 benar adanya. Tetapi terpapar sejak bulan Maret hingga Agustus 2020, bukan saat pemerintah membuka sekolah. Oleh Kemendikbud disebut mereka tertular di luar sekolah.
"Nah ini rupanya perlu kita luruskan, kejadian di Papua ini bukan terjadi pada bulan Agustus. Tapi ini akumulasi dari Maret sampai Agustus," katanya.
Kemudian di Balikpapan yang dilaporkan ada seorang guru terpapar Covid-19. Jumeri menyebut yang bersangkutan tertular dari tetangganya, bukan dari kegiatan sekolah.
"Dia (sudah) isolasi di rumahnya, tidak melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan di Balikpapan belum dilaksanakan pembukaan tatap muka," ujarnya lagi.
Baca Juga: Sekolah Dibuka, Ratusan Siswa dan Puluhan Guru Positif Corona
Lalu klaster 11 guru di SMKN 1 Gunem, Rembang, kata Jumeri juga bukan berasal dari kegiatan sekolah melainkan tertular dari salah satu pejabat daerah setempat.
"Jawa Tengah belum ada SMK yang membuka layanan tatap muka," ungkap Jumeri.
Jumeri menyebut, kejadian di Rembang juga sama halnya dengan klaster siswa dan guru di Pontianak yang terdapat 14 siswa SMA dan 8 guru SMA dinyatakan reaktif COVID-19. Setelah pemerintah setempat melakukan tracing tes corona sebelum membuka sekolah.
"Ini Gubernur Kalimantan Barat melakukan swab tes terhadap guru dan rapid test terhadap peserta didik. Hasilnya 14 peserta didik adalah reaktif dan 8 guru reaktif. Itu Dalam situasi persiapan membuka sekolah, artinya sekolah belum beroperasi. Sekolah belum buka tatap muka," jelas Jumeri.
Jumeri menyebut daerah zona hijau dan kuning lainnya bisa mencontoh Pontianak yang melakukan tracing kasus terlebih dahulu sebelum memutuskan pembukaan sekolah.
Lanjut ke kasus seorang siswa reaktif covid-19 di Tulungagung, Jawa Timur. Jumeri menjelaskan, anak tersebut tertular dari orang tuanya yang berprofesi sebagai pedagang.
Berita Terkait
-
Picu 45 Kasus Corona, Pria India Didenda Rp 42 Juta dan Penjara 5 Bulan
-
Argentina dan Meksiko Produksi Vaksin Covid-19 untuk Amerika Latin
-
70 Persen Kasus COVID-19 di DIY dari OTG, 120 Orang Tak Dirawat di RS
-
Sembarangan Klaim Obat, MHKI: Risikonya Pidana Hingga Denda Ratusan Juta
-
Sepekan Kasus Positif Naik 8,7 Persen, Alasan Anies Perpanjang Lagi PSBB
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar