Suara.com - Pemerintah Afrika Selatan memutuskan untuk melakukan pelonggaran besar-besaran lockdown saat kasus infeksi virus corona memuncak di negara ini.
Menyadur BBC, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menyebut tren kasus sedang memuncak di negara yang tengah menerapkan penguncian ketat sejak Maret ini.
Kendati demikian, Ramaphosa tetap memutuskan untuk melonggarkan hampir semua pembatasan ekonomi negara mulai Senin (17/8) besok.
Dengan pencabutan pembatasan ini, larangan kontroversional atas penjualan alkohol dan tembakau akan dicabut.
Selain itu, perjalanan domestik, pertemuan keluarga skala kecil, kegiatan bisnis akan diizinkan kembali.
Ramaphosa mengatakan pelonggaran pembatasann akan membantu menghidupkan kembali ekonomi negara yang lesu akibat berbulan-bulan kuncian.
Namun, ia mendesak warga untuk tidak lengah terhadap Covid-19 meskipun nantinya ada tanda-tanda penurunan kasus.
Negara ini telah mencatat lebih dari setengah infeksi virus corona di seantero Afrika, dengan lebih dari 570.000 kasus dan 11.500 kematian
Afrika Selatan juga memiliki jumlah kasus kelima tertinggi di dunia setelah Amerika Serikat, Brasil, Rusia, dan India, tetapi infeksi mulai menurun dalam beberapa terakhir.
Baca Juga: Jerinx SID Ditahan Polisi, Satgas Covid-19: Kita Butuh Ketenangan
Presiden menyebut jumlah kasus harian baru yang dikonfirmasi telah turun dari puncak yang lebih dari 12.000 menjadi rata-rata 5.000 selama sepekan terakhir.
Sementara jumlah kasus aktif telah menurun sekitar 105.00 dan tingkat pemulihan naik menjadi 80 persen.
"Saat kita melihat kembali lima bulan terakhir, semua indikasi Afrika Selatan telah mencapai puncak dan bergerak melampaui titik belok kurva," kata presiden.
Negara ini telah memberlakukan penguncian yang ketat untuk memperlambat penyebaran virus, termasuk melarang kunjungan turis internasional, menutup sekolah, membuat warga diam di rumah, hingga melarang penjualan alkohol.
Pemerintah sempat melonggarkan pembatasan secara bertahap pada Juni untuk membangkitkan geliat ekonomi. Namun, pembatasan kembali diberlakukan kembali pada Juli setelah tingkat infeksi kembali naik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata
-
Rapat Harian Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah NU Putuskan Reposisi Pengurus, M Nuh Jadi Katib Aam
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera
-
BNI Raih Apresiasi Kementerian UMKM Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global
-
BNI Dorong Digitalisasi dan Transparansi Rantai Pasok FMCG