Suara.com - Sejauh ini belum ada calon kuat yang diusung partai untuk menjadi penantang duet Gibran Rakabuming Raka - Teguh Prakosa untuk memperebutkan kursi wali kota dan wakil wali kota Solo periode 2021-2025.
Calon rival mereka yang maju lewat jalur non partai: Bagyo Wahyono - FX Supardjo, diprediksi kecil kemungkinan mampu melewati verifikasi faktual Komisi Pemilihan Umum Kota Solo.
Apalagi partai-partai pemilik kursi di DPRD Kota Solo, seperti Gerindra, PAN, PSI, Golkar, dan PKB sudah merapat mendukung pasangan jagoan PDI Perjuangan itu.
Praktis, tinggal PKS seorang diri yang menjadi oposisi menjelang pilkada Solo.
Direktur Indo Strategi Research and Consulting Arif Nurul Imam kepada Suara.com menyampaikan pandangannya menyangkut dinamika perpolitikan di Kota Solo.
Menurut dia kalau tidak ada calon perseorangan, kemungkinan besar pasangan Gibran - Teguh melawan kotak kosong karena hanya PKS yang sampai saat ini tidak mendukung duet tersebut. Padahal, kursi PKS di DPRD (lima kursi) tidak mencukupi untuk mengusung pasangan calon sendiri.
PKS sampai sekarang masih melakukan berbagai upaya untuk mencari calon alternatif untuk dihadapkan dengan Gibran - Teguh.
Tetapi, menurut Arif Nurul Imam, kalau lihat karakter partai di negeri ini yang disebutnya pragmatis, nampaknya sulit bagi PKS untuk mendapatkan dukungan dari partai lain.
Partai politik disebut Arif Nurul Imam lebih tertarik untuk mendukung pasangan yang memiliki kans untuk menang dan memiliki kedekatan ke penguasa, terutama Presiden (Gibran adalah putra Presiden Joko Widodo).
Baca Juga: Banjiri Gibran dengan Pujian, Ketum PAN Bikin Said Didu Tertawa
Seperti apa sesungguhnya peluang Bagyo Wahyono - FX Supardjo untuk tampil di bursa pilkada? Menurut Arif Nurul Imam sangat tergantung kemampuan mereka mengorganisir dukungan masyarakat karena harus mengumpulkan dukungan salinan KTP dan tanda tangan.
Kalau misalnya nanti memang tak ada lawan dan akhirnya pasangan Gibran - Teguh lawan kotak kosong di pilkada, menurut Arif Nurul Imam, itu bermakna oligarki mengendalikan hampir semua partai dan karena itu demokrasi kehilangan subtansinya.
Tetapi masa sih di Kota Solo sampai tidak ada tokoh kuat dan berpengalaman? Menurut Arif Nurul Imam sebenarnya ada. Dia adalah Achmad Purnomo yang sekarang masih menjabat wakil wali Kota Solo. Sebelum disingkirkan Gibran, PDI Perjuangan Kota Solo merekomendasikan namanya ke DPP PDI Perjuangan agar mendapat restu untuk maju ke Solo 1.
"Secara elektabilitas, yang berpeluang Wakil Wali Kota Purnomo. Sebagai petahana tentu dia dikenal masyarakat Solo," kata Arif Nurul Iman.
Hanya saja, peluang Purnomo sekarang tipis sekali karena mayoritas partai sudah merapat ke Gibran - Teguh. Bisa saja dia diusung PKS, asalkan didukung partai lain untuk memenuhi persyaratan (sembilan kursi atau 20 persen dari total kursi di DPRD).
"Tipis karena kecuali PKS tak ada parpol lain yang mau mengusung," kata Arif Nurul Imam. "Kecuali kemudian maju lewat jalur perseorangan dengan menggalang dukungan masyarakat Solo."
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu