Suara.com - Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia DR. Dr. Agus Dwi Santoso menjelaskan selama lima bulan lebih pandemi corona di Indonesia, para dokter selalu menggunakan empat jenis obat pendukung.
Untuk orang positif covid-19 tanpa gejala, Agus menyebut pasien cukup isolasi mandiri 14 hari di rumah dengan mengonsumsi vitamin C dosis 3x1 atau imunomodulator baik tradisional fitofarmaka maupun obat modern dengan mempertimbangkan perkembangan kondisi klinis pasien.
"Tentunya obat yang sudah mendapatkan izin edar di Indonesia," kata Agus dalam diskusi dari BNPB, Jakarta, Selasa (18/8/2020).
Kemudian untuk pasien dengan gejala ringan sampai berat, Agus menjelaskan ada 4 pilihan obat sesuai dengan kondisi klinis pasien.
Pilihan pertama Azitromisin atau Levofloksasin, Klorokuin atau Hidroksiklorokuin, Oseltamivir, dan Vitamin.
Kedua, Azitromisin atau Levofloksasin, Klorokuin atau Hidroksiklorokuin, Favipiravir, dan Vitamin.
Ketiga, Azitromisin atau Levofloksasin, Klorokuin atau Hidroksiklorokuin, Lopinavir + Ritonavir, dan Vitamin.
Dan keempat, Azitromisin atau Levofloksasin, Klorokuin atau Hidroksiklorokuin, Remdesivir, dan Vitamin.
"Pilihan keempat ini kita tidak ada, karena kita tidak tersedia Remdesivir ya, kalau pilihan 1-2-3 itu ada obatnya di Indonesia, sejauh ini itulah yang sudah digunakan di Indonesia sejak ada kasus pada April," jelasnya.
Baca Juga: Virus Corona Bermutasi Jadi Lebih Menular, Ilmuwan: Kabar Baik
Lebih lanjut, Agus menyebut ada beberapa obat tambahan lain yang diberikan kepada pasien dengan gejala sedang hingga kritis, yakni Deksametason (untuk pasien dalam terapi oksigen atau ventilator), dan Antikoagulan (sesuai persetujuan Dokter Penanggung Jawab Pasien).
Kemudian ada terapi tambahan lain, contohnya seperti Plasma Convalescent Therapy, Inhibitor IL-6 (Tocilizumab, Sarilumab, Siltuximab), Human Immunoglobulin (IVIG), Inhibitor IL-1 (Anakinra), Interferon, Stem Cell Therapy, Janus Kinase Inhibitor (baricitinib), dan Imunomodulator lainya.
"Selain itu pasien juga mendapatkan nutrisi, oksigen terapi cairan, alat bantu nafas kalau memang diperlukan, termasuk terapi komorbid," ucap Agus.
Agus menegaskan hingga saat ini belum ada satu obat yang resmi dinyatakan bisa menyembuhkan covid-19, ketiga pilihan di atas juga belum tentu bisa menyembuhkan seluruh pasien covid-19 karena setiap pasien memiliki kondisi klinis yang berbeda.
Setiap pasien yang dirawat di rumah sakit juga dilarang mengkonsumsi obat tanpa persetujuan dari Dokter Penanggung Jawab Pasien di rumah sakit tersebut, sehingga pasien tidak boleh mengkonsumsi jamu atau herbal alternatif lain selain dari persetujuan dokter.
Sebagai informasi, data pandemi covid-19 di Indonesia per Senin (17/8/2020) kemarin sudah mencatatkan 141.370 orang positif dengan 40.705 di antaranya dirawat di rumah sakit, 94.458 sembuh, dan 6.207 meninggal dunia.
Berita Terkait
-
Konsorsium Riset dan Inovasi Tegaskan Obat Covid-19 Belum Ada
-
Virus Corona Bermutasi Jadi Lebih Menular, Ilmuwan: Kabar Baik
-
2 Nakes Kena Corona, Gubernur Kalbar Ancam Isolasi Warga Tak Pakai Masker
-
Anies Khawatir Banyak Wanita di Jakarta Hamil saat Pandemi Corona
-
Tak Perlu Marah, Ini Cara Ingatkan Orang Untuk Pakai Masker
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
Si Jago Merah Ngamuk di Grogol Petamburan, 100 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Modus 'Orang Dalam' Korupsi BPJS, Komisi 25 Persen dari 340 Pasien Hantu
-
WFA Akhir Tahun, Jurus Sakti Urai Macet atau Kebijakan Salah Sasaran?
-
Kejati Jakarta Tetapkan 2 Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tersangka Tindak Pidana Klaim Fiktif JKK
-
Sempat Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK, Kasi Datun HSU Kini Pakai Rompi Oranye
-
Jadi Pemasok MBG, Perajin Tempe di Madiun Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari
-
Cegah Kematian Gajah Sumatera Akibat EEHV, Kemenhut Gandeng Vantara dari India