Suara.com - Sejarawan asal Inggris, Peter Carey, menegaskan kekhalifahan Turki Utsmani tidak memiliki hubungan dengan Kesultanan Islam di Keraton Yogyakarta, seperti yang diklaim dalam film Jejak Khilafah di Nusantara.
Pernyataan ini, diutarakan oleh profesor yang telah meneliti kerajaan Jawa selama 40 tahun itu, untuk membantah klaim-klaim dalam film tersebut.
Untuk diketahui, Peter Carey yang menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk meneliti Pangeran Diponegoro tersebut, memprotes namanya dicatut dalam Film Jejak Khilafah di Nusaantara.
Melalui pernyataan tertulisnya yang diterima Suara.com, Profesor Peter menyatakan tidak ada bukti dokumen arsip Turki Utsmani yang menunjukkan adanya hubungan dengan Kesultanan Demak (1475-1558).
Tak pula ada dokumentasi era Turki Utsmani yang menyatakan mereka memiliki kontak dengan raja pertama Kesultanan Demak, yakni Raden Patah (bertakhta, 1475–1518).
"Kesultanan yang ada di Pulau Jawa tidak dianggap sebagai vassal (bawahan) atau naungan Turki Utsmani, termasuk juga bukan wakil sultan-sultan Utsmani di Jawa," demikian penjelasan Profesor Peter yang dikorespondensikan bersama Dr Ismail Hakki Kadi, peneliti sejarah yang telah lama mengulik dokumen di Arsip Utsmani di Istanbul.
Mereka memaparkan, tidak ada dokumen sejarah yang menunjukkan panji 'Tunggul Wulung' merupakan bukti Yogyakarta adalah wakil dari Turki Utsmani di Jawa.
Dr Kadi menyebutkan, jika ada satu saja dari ‘legenda-legenda’ di atas yang memiliki dukungan bukti sejarah, ia pasti telah memasukkannya ke dalam hasil penelitiannya yang terbaru.
Penelitian yang dimaksud dikerjakan bersama Prof ACS Peacock dari Universitas St Andrew’s di Skotlandia, berjudul Ottoman-Southeast Asian Relations; Sources from the Ottoman Archives (Leiden: Brill, 2019), dua jilid.
Baca Juga: Heboh Film Jejak Khilafah di Nusantara Diblokir Saat Siaran Langsung
Sebelumnya, Peter Carey mengajukan keberatan kepada tim produksi film Jejak Khilafah di Nusantara karena mencatutkan namanya tanpa izin.
Film Jejak Khilafah di Nusantara yang diluncurkan pada Minggu (2/8/2020) lalu, dibuat oleh Nicko Pandawa dan Komunitas Literasi JKDN.
Dalam film itu, ditampilkan sejumlah tokoh seperti mantan juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto, mantan Ketua DPP HTI Rokhmat S Labib, dan Felix Siauw.
Selain itu, sejumlah pembicara juga turut ditampilkan dalam film dokumenter itu seperti Teuku Zulkarnaen, Mizuar Mahdi, Alwi Alatas, Moeflich Hasbullah dan Peter Carey.
Namun, Peter Carey yang telah meneliti Perang Jawa atau Perang Diponegoro selama lebih dari 40 tahun itu berkeberatan atas pencatutan dirinya tanpa persetujuan dalam film tersebut.
"...sangat tidak jujur dan tidak sopan untuk mencantumkan nama seorang narasumber dalam poster film tanpa izin dari narasumber tersebut. Menurut pengalaman saya, saya hampir selalu dimintai foto dan CV oleh penyelenggara acara untuk keperluan reklama," kata Peter dalam keterangan tertulis yang dibagikan oleh akun Twitter Christopher Reinhart.
Berita Terkait
-
Heboh Film Jejak Khilafah di Nusantara Diblokir Saat Siaran Langsung
-
Namanya Dicatut dalam Film Jejak Khilafah di Nusantara, Peter Carey Protes
-
Fadli Zon Desak Keraton Jogja Tagih 57 Ton Emas yang Pernah Dijarah Rafless
-
Keturunan HB II Minta Inggris Pulangkan Jarahan, Ini Kata Pemerhati Sejarah
-
Kassian Cephas, Fotografer Pertama Indonesia yang Magang di Keraton Jogja
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Mendagri Tekankan Efisiensi Anggaran dalam Konsinyering RKA 2026
-
Kekayaan Mardiono yang Terpilih Jadi Ketum PPP, Tembus Triliun di LHKPN
-
Sosok Muhammad Mardiono, Klaim Terpilih Ketum PPP di Tengah Kericuhan Muktamar
-
Cuaca Ekstrem Hari Ini: BMKG Beri Peringatan Dini Hujan Lebat dan Petir di Kota-Kota Ini!
-
Nyaris Jadi Korban Perampasan, Wanita Ini Bongkar Dugaan Kongkalikong 'Polisi' dengan Debt Collector
-
Sebut Produksi Jagung Melesat, Titiek Soeharto Ungkap Andil Polri soal Swasembada Pangan
-
Mardiono Ungkap Kericuhan di Muktamar X PPP Akibatkan Korban Luka yang Dilarikan ke Rumah Sakit
-
Muktamar X PPP: Mardiono Akui Konflik Internal Jadi Biang Kegagalan di Pemilu 2024
-
Baru Hari Pertama Muktamar X PPP, Mardiono Sudah Menang Secara Aklamasi
-
Solid! Suara dari Ujung Barat dan Timur Indonesia Kompak Pilih Mardiono di Muktamar X PPP