Suara.com - Presiden Donald Trump telah mengumumkan otorisasi darurat plasma untuk pemulihan pasien Covid-19, sebagai terbosan, dalam sebuah langkah yang disebutnya "terobosan". Meskipun begitu, pakar kesehatan lainnya mengatakan perlu lebih banyak studi sebelum dirayakan.
Pengumuman itu akan datang setelah berhari-hari pejabat Gedung Putih menunjukkan adanya penundaan bermotif politik oleh Food and Drug Administration, dalam menyetujui vaksin dan terapi untuk penyakit yang telah membalikkan peluang terpilihnya kembali Trump.
Menjelang Konvensi Nasional Partai Republik, Trump mengeluarkan perintah darurat, yang akan memudahkan beberapa pasien untuk mendapatkan perawatan, dalam konferensi pers pada Minggu malam (23/8/2020) waktu setempat, menurut pejabat Gedung Putih.
Sebagaimana melansir Nzherald, Senin (24/8/2020), plasma darah yang diambil dari pasien yang telah pulih dari virus corona dan kaya akan antibodi, dapat memberikan manfaat bagi mereka yang berjuang melawan penyakit tersebut. Tetapi bukti tidak meyakinkan tentang cara kerjanya atau cara terbaik untuk mengelolanya.
Dalam sebuah surat yang menjelaskan otorisasi darurat, kepala ilmuwan FDA, Denise Hinton, mencatat plasma pemulihan Covid-19 tidak boleh dianggap sebagai standar perawatan baru untuk pengobatan pasien dengan virus corona.
Banyak ilmuwan dan dokter percaya bahwa plasma penyembuhan mungkin memberikan beberapa manfaat tetapi jauh dari terobosan.
Gedung Putih telah menjadi gelisah dengan kecepatan persetujuan plasma, tetapi tuduhan perlambatan, yang disajikan tanpa bukti, hanyalah serangan terbaru dari tim Trump terhadap apa yang disebut birokrasi "negara bagian".
Berita Terkait
-
Terjadi Lagi, Melania Tolak Digandeng Donald Trump saat Turun Dari Pesawat
-
Obat Bipolar untuk Pengobatan Covid-19 dan 4 Berita Kesehatan Lainnya
-
Tidak Hanya TikTok, Alibaba Jadi Incaran Trump
-
Ragu Sakit Covid-19 atau Bukan? Ketahui Gejala Awal yang Sering Muncul
-
Adik Presiden Amerika Serikat Donald Trump Meninggal Dunia
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa