Suara.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan Topan Bavi, setelah mendarat pada Kamis (27/8) pagi, hanya menyebabkan sedikit kerusakan di negara itu, seperti disampaikan media pemerintah KCNA, Jumat (28/8/2020).
Kim, yang mengunjungi provinsi Hwanghae Selatan di barat daya Pyongyang, telah mengeluarkan peringatan waspada untuk mencegah kerusakan tanaman pertanian dan jatuhnya korban akibat Topan Bavi.
Topan tersebut melanda wilayah di dekat Ibu Kota Pyongyang dan menyebabkan hujan lebat serta menumbangkan pohon.
Korea Utara, yang juga meningkatkan upaya untuk memerangi virus corona baru, menyebut Topan Bavi sebagai badai Nomor 8.
"Beliau mengatakan bahwa skala kerusakan dari Topan Nomor 8 lebih kecil dari yang diperkirakan, dan menambahkan bahwa beliau sempat sangat khawatir dan sekarang merasa beruntung karena kerusakan tidak sebesar itu," kata KCNA, merujuk pada pernyataan Kim Jong Un.
Kunjungan Kim dilakukan setelah saluran televisi pemerintah KCTV menayangkan adegan kerusakan akibat Topan Bavi. Hujan deras di Korea Utara pada awal Agustus, yang menyebabkan banjir dan merusak tanaman, telah meningkatkan kekhawatiran tentang persediaan makanan di negara yang terisolasi itu.
Kim memuji pejabat partai karena mengambil tindakan untuk mengurangi jumlah korban dan meminimalkan kerusakan akibat badai. Namun, KCNA tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang skala kerusakan tersebut.
Sementara itu, Korea Selatan melaporkan tidak ada korban jiwa akibat badai tersebut, sementara beberapa fasilitas umum rusak dan beberapa fasilitas mengalami pemadaman listrik. (Antara/Reuters)
Baca Juga: Misterius, Kim Yo Jong Hilang dari Peredaran Sejak Berita Alih Kekuasaan
Berita Terkait
-
Misterius, Kim Yo Jong Hilang dari Peredaran Sejak Berita Alih Kekuasaan
-
Bantah Rumor Koma, Korea Utara Tampilkan Foto Terbaru Kim Jong-un
-
Di Tengah Pandemi Corona, Korut Bersiaga Hantaman Topan Bavi
-
Kapal Selam Misterius Tertangkap Satelit di Korea Utara
-
Beredar Kabar Kim Jong-Un Koma, Situs Aneh Muncul di Korea Utara
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara