Suara.com - Seorang wanita dan ayahnya ditangkap setelah menolak untuk mengosongkan kafe miliknya yang terkena dampak ledakan dahsyat di Lebanon.
Menyadur Al Arabiya, Senin (31/8/2020), Rana al Dirani mengatakan bahwa ayahnya, sang pemilik Em Nazih Cafe, ditangkap karena menolak memberikan dokumen identitasnya dan mengosongkan gedung.
Ratusan bangunan hancur atau rusak setelah ledakan 4 Agustus di Pelabuhan Beirut akibat terbakarnya gudang ribuan ton bahan peledak.
Dalam sebuah video yang diunggah oleh Rana, ayahnya terlihat diseret oleh polisi setelah menolak untuk mengosongkan cafenya.
Wanita tersebut juga memaki pasukan Pasukan Keamanan Dalam Negeri (ISF) saat berusaha mengosongkan gedung dan menahan ayahnya.
Atas kejadian tersebut ia menyadari kesalahan dan meminta maaf kepada ISF atas perkataan kasar yang dilontarkannya, ia mengaku belum menyadari maksud dari pengosongan cafenya tersebut.
"Kami akan diizinkan kembali setelah menyelesaikan renovasi gedung," kata Dirani dalam postingan Facebook, meminta maaf karena menggunakan umpatan di ISF.
"Atas dasar itu, kami mohon maaf atas tindakan-tindakan tersebut dan kata-kata [kutukan] yang ditujukan kepada ISF." tambah Dirani.
Dalam beberapa bulan terakhir, pasukan keamanan Lebanon mendapat kecaman keras atas kekerasan yang digunakan terhadap pengunjuk rasa selama demonstrasi anti-pemerintah.
Baca Juga: FBI Ikut Turun Selidiki Ledakan Besar di Beirut Lebanon
Bentrokan pecah saat ratusan demonstran memprotes pemerintah Lebanon terkait ledakan besar pada Selasa (4/8/2020) yang meluluhlantahkan kota di Beirut.
Puluhan pengunjuk rasa melemparkan batu, kembang api, dan bom molotov ke pasukan keamanan yang kemudian dibalas dengan gas air mata. Beberapa demonstran mencoba memanjat dinding di luar Lapangan Parlemen.
Seorang polisi tewas dalam bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa, kata Pasukan Keamanan Dalam Negeri Lebanon di Twitter.
Palang Merah mengatakan 117 orang karena luka-luka di tempat kejadian sementara 55 lainnya dibawa ke rumah sakit.
Puluhan demonstran turun ke jalan menyerukan agar pemerintah Lebanon dihukum karena lalai menangani gudang yang berisi bahan kimia yang mudah meledak tersebut.
Sebagai bentuk penuhi tuntutan rakyat, Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan mengundurkan diri pada Senin (10/8), kurang dari seminggu setelah ledakan dahsyat di Beirut, Lebanon.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
Terkini
-
Lewat Sirukim, Pramono Sediakan Hunian Layak di Jakarta
-
SAS Institute Minta Program MBG Terus Dijalankan Meski Tuai Kontroversi: Ini Misi Peradaban!
-
Dua Kakek Kembar di Bekasi Lecehkan Difabel, Aksinya Terekam Kamera
-
Jadwal SIM Keliling di 5 Wilayah Jakarta Hari Ini: Lokasi, Syarat dan Biaya
-
Dana Bagi Hasil Jakarta dari Pemerintah Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Siapkan Skema Ini
-
KemenPPPA Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Pasca Kasus Keracunan
-
BGN Enggan Bicara Sanksi untuk Dapur MBG, Malah Sebut Mereka 'Pejuang Tanah Air'
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line