Suara.com - Kapasitas Rumah Sakit (RS) rujukan penanganan corona di DKI Jakarta belakangan membludak hingga 77 persen tempat tidurnya (bed) telah terisi.
Salah satu penyebabnya disinyalir karena beberapa RS swasta sempat mengurangi bed khusus pasien Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti membenarkan hal ini. Menurutnya alasan RS swasta mengurangi kapasitasnya karena banyak pasien non-corona yang harus ditangani.
"Karena kan yang non-covid juga sudah mulai harus yang kemarin terjadwal selektif harus segera dituntaskan," ujar Widyastuti di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (2/8/2020).
Ia menyebut berbagai kegiatan medis lain seperti operasi juga membuat banyak kapasitas bed yang harus diisi. Karena itu para pengelola RS swasta memutuskan untuk mengurangi bed khusus corona.
"Karena sudah tertunda dengan kegiatan-kegiatan operasi dan sebagainya," jelasnya.
Kendati demikian, ia menyebut saat ini pihak RS swasta sudah mulai menambah kapasitas bed khusus corona. Bahkan juga ada RS swasta yang baru menjadi rujukan corona.
"Poinnya adalah ada beberapa RS swasta yang sudah oke bergabung untuk jadi tambahan penerima Covid," jelasnya.
Sejauh ini, kata Widyastuti, ada 67 RS yang menangani pasien corona. Dengan penambahan RS baru, maka kapasitas untuk menangani pasien corona akan bertambah.
Baca Juga: Kasus Membludak, Ranjang Pasien RS di Jakarta Bakal Diubah Khusus Corona
"Dari 67 ada RSUD-nya, BUMN, vertikal, tni polri dan swasta. Nah ini RS swastanya bertambah," katanya.
Ia tidak merincikan berapa jumlah RS baru yang akan menjadi rujukan. Namun ia menargetkan kapasitas RS akan berada di bawah angka 60 persen atau sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
"Tapi poinnya bahwa kita kejar, menjaga supaya di posisi BORnya di 60 persen atau di bawah 60 persen," pungkasnya.
Tak Ideal
Sebelumnya, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengungkapkan bahwa kondisi rumah sakit di DKI Jakarta sudah mulai tidak ideal akibat peningkatan kasus covid-19 yang terjadi belakangan.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan per 28 Agustus 2020 kemarin tercatat 69 persen tempat tidur di 67 rumah sakit rujukan se DKI sudah penuh, padahal idealnya adalah 60-80 persen.
Berita Terkait
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Beban Subsidi Terlalu Besar, Pemprov DKI akan Menaikkan Tarif Transjakarta
-
Pemprov DKI Bakal Berikan Santunan Korban Pohon Tumbang, Ini Syaratnya
-
Transportasi Jakarta Makin Nyaman, Pramono Resmikan Layanan Kesehatan di Stasiun MRT
-
Tarif Transjakarta Bakal Naik? Pemprov DKI Ungkap Fakta di Balik Murahnya Ongkos
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru