Suara.com - Sebagian guru dan ahli medis di Rusia meragukan efektivitas vaksin corona Sputnik-V yang belum lama ini diluncurkan negeri yang dipimpin Presiden Vladimir Putin.
Menyadur CNN, Senin (7/9/2020), sebagian dari mereka ragu lantaran vaksin Covid-19 itu dikembangkan dengan periode kilat.
Di samping itu, uji coba klinis tahap ketiga dari Sputnik-V juga belum selesai. Kondisi itu membuat para guru enggan jadi kelinci percobaan.
Serikat guru Rusia, Uchitel, telah membuat petisi daring. Mereka meminta rekan-rekannya untuk menandatangani penolakan vaksinasi Sputnik-V.
Sebagai informasi, pemerintah Rusia akan memprioritaskan vaksinasi kepada dokter, tentara, dan guru, yang dinilai rentan terpapar Covid-19.
Yuri Varlamov, seorang guru di Moskow dan anggota serikat, mengatakan dia tidak ingin disuntik vaksin karena dia tidak yakin vaksin itu aman saat ini.
"Sebelum uji coba berakhir, mereka tidak dapat membuatnya wajib. Tapi saya tahu bahwa di beberapa sekolah dan badan negara bagian, orang membicarakan tentang status wajib vaksin ini pada akhir tahun," kata Varlamov.
Marina Balouyeva, salah satu ketua serikat Uchitel, mengatakan petisi menentang vaksinasi wajib bagi guru lebih merupakan tindakan pencegahan.
Balouyeva mengatakan dia waspada terhadap Sputnik-V karena beberapa alasan.
Baca Juga: Beli Vaksin Corona, Pemerintah Siapkan DP Rp 3,3 Triliun
“Pertama, secara umum diketahui kualitas vaksin dalam negeri lebih buruk dibandingkan vaksin asing,” kata Balouyeva.
Kedua, vaksin itu dibuat dengan kecepatan kilat, yang sudah menimbulkan kekhawatiran. Itu dibuat dengan tergesa-gesa.
Terlepas dari janji dari pihak berwenang bahwa pengambilan vaksin akan bersifat sukarela, Balouyeva tetap khawtir bahwa negara tiba-tiba mengubah statusnya menjadi wajib.
Balouyeva mengatakan belum ada keluhan dari para guru bahwa mereka telah dipaksa untuk ikut vaksinasi.
Namun, pengalaman sebelumnya menunjukkan ada masalah serupa dengan vaksin lain.
Selain guru, keraguan terhadap Sputnik-V juga datang dari kritikus sekaligus dokter, Anastasia Vasilyeva.
Berita Terkait
-
Vaksin Covid-19 tidak Akan Tersebar Luas Sebelum 2021, Kenapa?
-
Bos Sinovac Sebut 90% Pegawai dan Keluarganya Telah Peroleh Vaksin Covid-19
-
BuzzerRp dan Sejarah Propaganda Ala Rusia Jelang Pilpres 2019
-
Dikatakan akan Tersedia November, Uji Klinis Vaksin Rusia Terbukti Aman
-
Demi Tak Dilalap Api, Ibu Lempar Dua Anaknya dari Lantai Tiga
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
Terkini
-
Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
-
Geledah Kantor dan Rumah Dinas Bupati Lampung, KPK Sita Uang Ratusan Juta Rupiah
-
Pemerintah Bangun 2.603 Hunian Tetap Korban Bencana di Sumatra Mulai Bulan Ini
-
Bagaimana Perubahan Iklim Bisa Tingkatkan Ancaman Penyakit Zoonosis?
-
Prabowo Mau Tanam Sawit di Papua, Anggota Komisi IV DPR Ingatkan Pengalaman Pahit di Berbagai Daerah
-
Mahfud MD Sebut Potensi Pelanggaran HAM di Kasus Ijazah Jokowi, Ini Penjelasannya
-
DPR Apresiasi Peta Jalan Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat, Negara Diminta Buka Tabir Kebenaran
-
Anggaran Fantastis Belasan Triliun Rupiah Digelontorkan untuk Guru Keagamaan di 2026
-
WALHI Kritik Rencana Prabowo Tanam Sawit dan Tebu di Papua: Tak Punya Hati dan Empati!
-
7 Fakta Ganjil Kebakaran Ruko Terra Drone: Izin Lolos Tanpa Tangga Darurat?