Suara.com - Seorang pria ditangkap oleh kepolisian Prancis setelah diduga terlibat dalam serangkaian insiden pembunuhan dan mutilasi puluhan kuda.
Menyadur The Guardian, Selasa (8/9/2020) pria tersebut ditangkap setelah sketsa yang diungkapkan oleh salah satu dari dua orang yang diduga melakukan pembantaian kuda di daerah Yonne, Prancis, menurut sumber polisi yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Pihak berwenang belum bisa menjelaskan indisen serangkaian serangan terhadap puluhan kuda. Sekitar 20 kuda di seluruh Prancis menjadi korban mutiliasi, ada yang kehilangan telinga, alat kelamin, dan luka lainnya.
Sejumlah pihak mengaitkan insiden penyerangan terhadap puluhan kudu tersebut dengan sebuah ritual setan atau kultus.
Kepolisian Yonne dibantu kesaksian Nicolas Demajean, seorang pengelola kandang yang diserang pada bulan Agustus, dalam menetapkan kemiripan dengan tersangka.
Demajean terluka setelah mencoba menghadapi dua penyerang, yang memotong dua kuda poni dengan pisau dan memutilasi kuda lainnya.
Tersangka ditangkap di departemen Haut-Rhin di timur Prancis yang diidentifikasi seorang pria berusia 50 tahun.
Kepolisian Prancis juga masih memburu dua tersangka di wilayah Côte-d'Or di Prancis timur setelah seorang pemilik kandang melaporkan adanya penyerangan di rumahnya dan melukai satu kuda.
Dikutip dari Sky News, sebuah tim polisi beranggotakan 40 orang didukung oleh anjing polisi dan helikopter dikirim ke tempat kejadian tetapi tidak menemukan pelakunya.
Baca Juga: Bela Prancis di Nations League, Cedera Engkel Kylian Mbappe Kambuh
Seorang juru bicara polisi berkata: "Operasi telah selesai, sekarang kami sedang menyelidiki temuan kami. Untuk saat ini belum ada petunjuk."
Polisi telah menyarankan mereka yang memiliki atau merawat kuda untuk memantau padang rumput dan melaporkan perilaku yang mencurigakan.
Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan akan menerjunkan lebih banyak petugas untuk melaksanakan patroli malam di daerah yang terkena dampak.
Remy Marehcal, seorang pembuat sepatu kuda di kota Preux-au-Bois mengungkapkan dia menemukan kuda poni dengan kondisi mata dicungkil pada bulan Juli, dan dua kuda terluka pada bulan Agustus.
"Awalnya, saya pikir itu tidak disengaja. Saya berkata pada diri sendiri, di desa kecil seperti ini, itu tidak mungkin." ujar Remy.
Menteri Pertanian Prancis Julien Denormandie, sudah bertemu dengan peternak kuda di wilayah Oise, utara Paris. Mereka juga akan bertemu dengan penyidik untuk membahas rencana menghentikan serangan tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru