Suara.com - Gagalnya pasangan calon yang diusung oleh Partai Gerindra dengan rekan koalisinya, Partai Hanura, dalam Pilkada Pasaman membuat partai berlambang kepala garuda mempertimbangkan dua opsi.
Pilihan yang sedang dipertimbangkan partai besutan Prabowo Subianto tersebut, yakni tidak ikut sama sekali atau bergabung bersama delapan partai lainnya mendukung pasangan Benny Utama-Sabar AS.
“Kita masih koordinasi dengan internal partai Gerindra termasuk Dewan Pimpinan Partai karena kita ada perpanjangan waktu. Nanti kita putuskan apakah kita akan memberikan dukungan ke Pak Benny (Benny Utama) atau kita tidak ikut sama sekali,” ujar Sekretaris DPD Gerindra Sumbar Evi Yandri Rajo Budiman kepada Padangkita.com-jaringan Suara.com pada Selasa (8/9/2020).
Sebelumnya, Partai Gerindra mengusung pasangan Atos Pratama-M Saleh pada Pilkada Pasaman. Namun, mereka gagal mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pasaman karena tidak memenuhi batas minimal kursi DPRD untuk syarat pencalonan.
Jumlah kursi legislatif di DPRD Pasaman, Gerindra hanya memiliki 5 kursi, sedangkan Hanura punya 1 kursi.
Sehingga total koalisi tersebut hanya memiliki 6 kursi di DPRD Pasaman.
Padahal, persyaratan pendaftaran minimal adalah 20 persen dari total 35 kursi DPRD Pasaman, yakni 7 kursi.
Dengan demikian, koalisi Gerindra dan Hanura masih kekurangan 1 kursi untuk mendaftarkan pasangan Atos Pratama-M Saleh ke KPU Pasaman.
Sementara itu, hingga pendaftaran selesai pekan lalu, hanya satu pasangan calon yang mendaftar, yakni Benny Utama-Sabar AS.
Baca Juga: Pengamat Politik Kritik Paslon Pilkada yang Tak Taat Protokol Kesehatan
Pasangan tersebut diusung delapan partai politik yaitu, Partai Demokrat, Partai Golkar, PKB, PAN, PPP, PKS, Partai Nasdem, dan PDIP.
Koalisi delapan partai tersebut menguasai 29 kursi di DPRD Pasaman.
Meski begitu, pendaftaran di Pilkada Pasaman masih dilakukan oleh satu pasangan, KPU pun membuka kembali pendaftaran pada 10-11 September 2020.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO