Suara.com - Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan, Indonesia krisis kepemimpinan dalam penanganan pandemi Covid-19. Pasalnya strategi penanganan Covid-19 seringkali berubah, bahkan ada menteri yang bukan bidangnya turut cawe-cawe dalam penanganan Covid-19.
Pandu tidak menyebut secara detail, siapa menteri yang dimaksudkannya. Namun ia memberi gambaran, menteri tersebut menganggap dirinya ahli manajemen.
"Terakhir ada menteri yang bukan bidangnya tetapi katanya paling pintar di bidang manajemen. Yang saya tahu sih dia pintar marah, atau pinter memarahi orang," kata Pandu dalam sebuah diskusi virtual, Rabu (30/9/2020).
"Jadi orang Indonesia itu biasanya bisa dimarah-marahin itu. Mungkin sebagian kita memang baru bekerja kalau dimarahin," tambah Pandu.
Pandu juga menyebut kalau pemerintah Indonesia tidak konsisten dalam hal menangani pandemi Covid-19. Sejak awal kemunculan virus yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Hubei, China itu, pemerintah kerap gonta-ganti strategi.
"Seakan-akan tidak ada koordinasi. Seakan-akan pandemi ini memang tidak dipimpin oleh siapa pun. Kalau kita lihat, strateginya berganti-ganti," ujarnya.
Sebagai orang yang mempelajari pandemi, Pandu berharap situasi sekarang ini tidak terjadi. Pada hari ini saja jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah 4.284 orang dan jumlah keseluruhannya mencapai 287.008 orang.
Padahal beberapa bulan lalu kasus di Indonesia masih sedikit, cenderung lebih kecil angkanya dibanding negara tetangga.
"Kita mengharapkan sampai hari ini harusnya tidak terjadi. yang terjadi di Indonesia sebenarnya kita udah seperti negara Thailand, di mana angka kasusnya sangat rendah atau negara Asia lainnya," ungkap Pandu.
Baca Juga: Studi AS: Kondisi Ini Membuat Pasien Covid-19 Sulit Diselamatkan
Berita Terkait
-
Ariana Grande Idap Salah Satu Virus Mematikan, Mendadak Batal Hadiri Acara
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Polisi Pastikan Pengeroyokan Matel Hingga Tewas di Kalibata Pakai Tangan Kosong, Kok Bisa?
-
Ngeri! 4.000 Hektare Hutan IKN Rusak 'Dimakan' Tambang Liar, Basuki Tak Tinggal Diam
-
Bukan Rem Blong Tapi Ngantuk, Sopir Tabrak Siswa di Cilincing Resmi Tersangka
-
Prabowo Pastikan Anggaran Huntara dan Huntap Korban Bencana Sumatra Cair, Tapi...
-
Cak Imin Soroti Makanan di CFD: Tujuannya Sehat, Tapi Jualannya Nggak Ada yang Sehat
-
Geger Anak Bunuh Ibu Kandung di Medan, Pelaku Siswi SD Dikenal Ramah dan Berprestasi
-
Demi Jaga Warisan Leluhur, Begini Cara Suku Badui Merawat Hutan Lindung 3.100 Hektare
-
Harga Pangan Nasional Melemah, Cabai hingga Beras Kompak Turun
-
Waspada! Etomidate di Liquid Vape Resmi Narkotika, Salah Isap Terancam Penjara
-
Kantor Wapres Beres Akhir Tahun Ini, Gibran Sudah Bisa Ngantor di IKN Mulai 2026