Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal MUI Tengku Zulkarnain membandingkan pencalonan keluarga Presiden Joko Widodo dan keluarga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam Pilkada 2020.
Tengku Zul menilai ada perbedaan anggapan publik sosial media terhadap masing-masing keluarga kandidat. Meskipun di dalam cuitannya, Tengku Zul tidak secara gamblang membandingkan keponakan Prabowo dengan anak menantu Jokowi -- ia hanya menyebutkan 'anak dan mantu bukan Prabowo' --.
Ia membandingkan pencalonan antara keponakan Prabowo Subianto dan anak dan menantu Jokowi yang mendapat perbedaan reaksi publik mengenai nepotisme dan dinasti politik.
"Ketika ada indikasi keponakan Prabowo mau ikut Pilkada seantero Medsos ribut dan menuduh Nepotisme. Giliran ada yang anak dan mantunya maju, bukan Prabowo. Senyaaaap saja. Bahkan ada yang mengatakan bukan Politik Dinasti," tulis Tengku Zul dikutip Suara.com, Jumat (2/10/2020).
Lebih lanjut, ia juga menyebut jika presenter sekaliber Najwa Shihab berbeda reaksi saat mewawancarai mereka.
"Bahkan Mata Najwa wawancara dengan 'kehilangan taringnya' hehe.." sambung dia.
Adapun kontestasi Pilkada 2020 akan dilaksanakan pada Desember mendatang.
Dalam Pilkada kali ini, sejumah keluarga pejabat ikut bertarung menjadi pemimpin daerah.
Rahayu Saraswati yang notabene adalah keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto maju sebagai calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan.
Baca Juga: Wasiat KAMI Ke Rezim Jokowi, Din Syamsuddin: Jangan Lempar Ancaman!
Sementara itu keluarga Presiden Jokowi, yakni putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka juga mencalonkan diri sebagai Wali Kota Solo.
Selain putra sulung, menantu Jokowi yaitu Bobby Nasution juga mencalonkan diri dalam Pilkada Kota Medan.
Di lain sisi, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengatakan nepotisme dan dinasti politik tak bisa dilarang karena tidak adanya peraturan hukum yang mengaturnya.
"Mungkin kita sebagian besar tidak suka dengan nepotisme itu, oke. Nggak baguslah, kok nepotis. Tetapi harus kita katakan, tidak ada jalan hukum dan jalan konstitusi yang bisa mengahalangi orang itu berdasar nepotisme atau sistem kekeluargaan sekali pun, tidak ada," kata Mahfud dalam webinar bertema Pilkada dan Konsolidasi Demokrasi Lokal sebagaimana dilaporkan Suara.com pada Sabtu (5/9/2020), lalu.
Mahfud menambahkan di negara manapun juga tidak ada yang melarang anggota keluarga pemegang jabatan ikut mencalonkan diri ke dalam kontestasi pemilu.
"Di mana-mana di seluruh dunia, mana ada orang melarang mencalonkan diri hanya karena kakaknya itu bupati," tukas dia.
Tag
Berita Terkait
-
Moeldoko Senggol KAMI, Tengku Zulkarnain Beri Sentilan Menohok
-
Cek Fakta: Benarkah Cina Target 100 Juta WNI Mati Karena Vaksin Buatannya?
-
Tengku ke Moeldoko: Biar Seperti Korea Utara Sekalian, Berani Cabut?
-
Moeldoko Peringatkan KAMI, Tengku Zul: yang Diganggu Apa?
-
Ma'ruf Dihina, Tengku: Urusan Kami dan Yai Ma'ruf, Ente Tak Perlu Nyolot
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Beda dari Tahun-Tahun Sebelumnya, Reuni Akbar 212 Bakal Digelar Usai Magrib
-
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Blitar, BMKG Ungkap Penyebabnya
-
Wamen KP hingga Menteri Ngaku Terbantu dengan Polisi Aktif di Kementerian: Pengawasan Jadi Ketat
-
Soal Larangan Rangkap Jabatan, Publik Minta Aturan Serupa Berlaku untuk TNI hingga KPK
-
FPI Gelar Reuni 212 di Monas, Habib Rizieq Shihab Dijadwalkan Hadir
-
Studi INDEF: Netizen Dukung Putusan MK soal Larangan Rangkap Jabatan, Sinyal Publik Sudah Jenuh?
-
FPI Siap Gelar Reuni 212, Sebut Bakal Undang Presiden Prabowo hingga Anies Baswedan
-
Sekjen PDIP Hasto Lari Pagi di Pekanbaru, Tekankan Pentingnya Kesehatan dan Semangati Anak Muda
-
Menag Klaim Kesejahteraan Guru Melesat, Peserta PPG Naik 700 Persen di 2025
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak