Suara.com - Indonesia memiliki potensi besar untuk mengalami bencana karena dihadapkan pada berbagai kondisi geologis dan kondisi geografis.
Pemerintah melakukan berbagai pendekatan pada daerah-daerah yang berisiko tinggi terhadap potensi ancaman bencana, seperti meningkatkan kesadaran dan pemahaman risiko bencana, inovasi teknologi, dan penguatan kapasitas lokal untuk kesiapsiagaan bencana dan manajemen darurat bencana.
Selama rentang waktu tahun 2011 hingga 2019, BNPB mencatat, 95 persen bencana didominasi oleh kelompok bencana hidrometeorologi (banjir, tanah longsor, puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan), sedangkan 5 persen lainnya masuk kelompok bencana geologi (gempa bumi dan tsunami).
Paradigma penanggulangan bencana saat ini sudah bergeser dari penanganan darurat menjadi upaya pencegahan dan kesiapsiagaan. Salah satunya dengan mitigasi vegetatif untuk mengurangi dampak dengan memanfaatkan vegetasi atau menanam kembali vegetasi.
Bupati Jayapura Mathius Awoitauw berbagi pengalaman penanganan pasca banjir bandang di Pegunungan Cylops dan Danau Sentani, banjir bandang yang terjadi pada tahun 2019, menurut data yang dikeluarkan pemerintah Kabupaten Jayapura mengakibatkan 1.998 rumah rusak berat, 353 rumah rusak sedang dan 1.288 rumah rusak ringan serta menimbulkan 106 korban jiwa. Selain itu juga berdampak pada 6.278 warga yang mengungsi.
Mathius mengatakan Pemerintah Kabupaten Jayapura telah melakukan langkah-langkah pencegahan bencana banjir, banjir bandang dan longsor melalui pendekatan mitigasi vegetatif di kawasan Pegunungan Cyclops dan Danau Sentani.
"Melakukan mitigasi vegetatif dengan menanam berbai jenis tanaman dan pohon endemik dan ekonomis berupa Vanili, Trembesi, Jambu Mete, Rambutan, Mangga, Sagu, Masohi dan Vetiver," kata Mathius ketika seminar virtual pada rangkaian kegiatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2020 di Bogor.
Ia menambahkan jenis-jenis pohon tersebut mempunyai nilai ekonomis tinggi sehingga selain untuk mengurangi dampak banjir juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Tanaman ini merupakan tanaman yang bisa menghasilkan bagi masyarakat, vanili dan pohon buah lainnya memiliki harga jual yang cukup tinggi, yang diharapkan membuat perekonomian masyarakat meningkat dan masyarkaat juga merasa perlu untuk merawat pohon-pohon tersebut karena menguntungkan bagi mereka," kata dia.
Baca Juga: Respon Isu Tsunami 20 Meter, BPBD Bantul Gelar Simulasi Penanganan Bencana
Ia menjelaskan Danau Sentani merupakan cagar alam yang dimiliki Jayapura, oleh sebab itu perlu adanya kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk dengan masyarakat adat yang tinggal di sekitar Danau Sentani. Edukasi dan pelatihan tentang potensi bencana yang akan terjadi dan cara penanganannya diberikan kepada masyarakat setempat.
"Mitigasi dengan kolaborasi dilakukan karena Danau Sentani adalah cagar alam, edukasi seperti apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Selain itu melakukan pelatihan kepada masyarakat adat agar memahami tanda-tanda jika terjadi bencana dan penangananannya," tutup Mathius.
Manfaat Mitigasi Vegetatif Bagi Masyarakat Banyumas
Pada kesempatan yang sama, Bupati Banyumas Achmad Husein menjelaskan daerahnya menggunakan pendekatan mitigasi vegetatif untuk mencegah terjadinya banjir dan longsor.
"Desa Cibangkong, telah dilakukan penanaman sebanyak 63 ribu pohon Mahoni, Durian, Manggis dan Trembesi yang berfungsi untuk menahan tanah agar tidak terjadi longsor," ucap Achmad.
Achmad menuturkan pengurangan dampak bencana dengan menggunakan pendekatan vegetatif selain untuk berfungsi untuk menahan tanah agar menjadi keras dan mengikat diakar-akar pohon, juga memiliki manfaat lain yaitu menambah nilai ekonomi masyarakat dan memiliki potensi wisata.
Berita Terkait
-
Bencana Lahar Hujan Semeru, 300 KK Terisolasi dan Akses Jalan Terputus
-
Hadapi Musim Hujan, Kapolda Metro Petakan Wilayah Rawan hingga Siagakan Ratusan Alat SAR!
-
Waspada Banjir Rob, BPBD DKI Peringatkan 11 Kelurahan di Pesisir Utara
-
Longsor Tutup Jalan Trans Sulawesi di Gorontalo
-
Belajar dari Tragedi Ponpes Al Khoziny, DPR Desak Evaluasi Nasional Bangunan Pesantren Tua
Terpopuler
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Misteri Ledakan SMA 72 Jakarta: Senjata Mainan Jadi Petunjuk Kunci, Apa yang Ditulis Pelaku?
-
Ledakan SMA 72 Jakarta: Pelaku Pelajar 17 Tahun, Kapolri Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Update Ledakan SMAN 72: Polisi Sebut 54 Siswa Terdampak, Motif Masih Didalami
-
Ledakan di SMAN 72 Jakarta Lukai 39 Siswa, Enam Orang Luka Berat
-
Kasih Paham, Hidup ala ShopeeVIP Bikin Less Drama, More Saving
-
Pahlawan Nasional Kontroversial: Marsinah dan Soeharto Disandingkan, Agenda Politik di Balik Layar?
-
Pelaku Bom SMA 72 Jakarta Terungkap! Kapolri: Pelajar Sekolah Itu Sendiri, Korban Bully?
-
Ungkap Banyak Kiai Ditahan saat Orba, Tokoh Muda NU: Sangat Aneh Kita Memuja Soeharto
-
Soroti Dugaan Kasus Perundungan, Pimpinan Komisi X Desak Polisi Usut Tuntas Ledakan SMAN 72 Jakarta
-
Detik-detik Mencekam di SMAN 72 Jakarta: Terdengar Dua Kali Ledakan, Tercium Bau Gosong