Suara.com - Beberapa delegasi Indonesia diundang dalam kegiatan 6th ASEAN Children Forum (ACF) atau Pertemuan ke-6 Forum Anak ASEAN, Selasa (13/10/2020).
Seminar daring ACF tersebut diikuti oleh delegasi Indonesia dari Kementerian Sosial RI dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI.
Para delegasi diundang untuk memaparkan penanganan dan situasi terkini yang dihadapi anak-anak di wilayah ASEAN. Dengan paparan tersebut, para delegasi menyertakan berbagai rekomendasi untuk mengatasi persoalan saat ini dan yang akan datang.
Forum ini lebih banyak mebahasa soal dampak Covid-19 terhadap anak-anak.
Dihadiri delegasi anak dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Kamboja, Filipina, Laos, Brunei Darussalam, Vietnam, Myanma, Art Pesigan sebagai Deputy Representative of WHO Office Indonesia, serta Rachel Harvey sebagai Region Adviser UNICEF for Asia and Pacific Region.
Sebelum event ini berlangsung, Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak dan Biro Perencanaan Kemensos bekerjasama dengan Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil Informasi dan Partisipasi Anak dan Biro Perencanaan dan Data KPPA memberikan materi pembekalan kepada Delegasi Anak.
Materi yang diberikan meliputi pengetahuan seputar permasalahan anak di ASEAN, permasalahan mental anak-anak dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19, pelatihan public speaking dan sesi berbagi pengalaman dengan para alumni.
Delegasi Anak Indonesia memaparkan hasil survei yang diikuti 340 responden dengan rentang usia 9-17 tahun tentang pengaruh Covid-19 terhadap kesehatan mental anak Indonesia.
Hasilnya menunjukan banyak responden anak mengaku kesulitan dengan tugas-tugas sekolah, ingin bermain dan berinteraksi dengan teman-teman seperti biasanya serta ingin menghabiskan waktu di media sosial karena kesepian.
Baca Juga: Jadi Tuan Rumah ASEAN SLOM-WG, Kemnaker Dukung 5 Program Ketenagakerjaan
“Bagi anak penyandang disabilitas mental mengatakan bahwa mereka tidak bisa menjalani terapi karena banyak klinik yang tidak beroperasi atau ada layanan.”
Akibat rutinitas anak terganggu akibat Covid-19 bisa menyebabkan berbagai permasalahan, seperti kesulitan mengerjakan tugas, terlalu banyak atau terlalu sedikit makan, sulit tidur, serta tidak nafsu makan.
Jika kondisi tersebut dibiarkan, maka anak akan mengalami depresi, kecemasan dan PTSD yang berujung kepada tindakan menyakiti diri sendiri atau anggota keluarga, berada di situasi berbahaya, mengalami serangan panik, memisahkan diri dari keluarga, bahkan melakukan bunuh diri.
Menyikapi berbagai permasalahan tersebut, delegasi anak Indonesia mengajukan tiga pendekatan.
Pertama, membangun kesadaran bahwa anak dan keluarga saling menyayangi, sehingga anak merasa diterima oleh keluarganya dan tidak merasa sendirian.
Kedua, tumbuh kembang masa kecil anak dengan mengenalkannya kemampuan pendidikan baru dan teknologi digital.
Berita Terkait
-
Covid-19 Meningkat, Pemkab Kutai Kartanegara Perpanjang Pembatasan Sosial
-
Sempat Ditunda Gegara Kena Corona, Benny Tjokro Jalani Sidang Tuntutan
-
Studi: Golongan Darah Tentukan Risiko Penularan dan Keparahan Covid-19
-
Tak Perlu Takut, Begini Cara Atasi Kecemasan selama Pandemi Covid-19
-
Nyeri Otot Sampai Diare, Warga Mempawah Meninggal Positif Corona
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Wamenkomdigi: Pemerintah Harus Hadir untuk Memastikan AI Jadi Teknologi yang Bertanggung Jawab
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka KPK! Kemendagri Siapkan Pengganti Sementara
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta