Suara.com - Ketua MPR dari Golkar Bambang Soesatyo mengundang mantan Wakil Ketua DPR yang kini mendirikan Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah untuk berbicara perpolitikan nasional.
"Siapa tidak mengenal Fahri Hamzah. Politisi kawakan yang penuh kontroversi dengan pemikiran out of the box ini adalah salah satu singa parlemen. Aumannya menggetarkan banyak pihak, di mana ada keriuhan politik, di sana ada Fahri Hamzah," kata Bamsoet.
Hal itu dikatakan Bamsoet usai berbincang dengan Fahri Hamzah di studio Podcast Ngompol di Jakarta, Rabu (14/10/2020).
Bamsoet kemudian bercerita panjang lebar tentang Fahri. Saat ini setelah Fahri tidak lagi mengemban jabatan publik, kata Bamsoet, Fahri menjadi lebih santai, lebih ringan, dan bisa menjadi lebih apa adanya.
Di mata Fahri, kata Bamsoet, saat ini ada tiga penyakit umum yang masih menghinggapi perpolitikan Indonesia, pertama, kurang pandai berencana sehingga tiba masa hilang akal.
Kedua, dalam pelaksanaan terhadap apapun, terkadang lebih sibuk ingin dianggap sukses sehingga tak peduli proses. Ketiga, citra bisa mengalahkan kinerja.
"Ketiga penyakit tersebut, menurut Fahri, berakar dari feodalisme. Karena itulah, bangsa Indonesia masih memerlukan sosok Fahri Hamzah untuk mengaum, memberikan berbagai pemikiran yang liar, yang tidak hanya enak didengar, melainkan pemikiran tajam yang berguna bagi kebaikan bangsa dan negara," ujar Bamsoet.
Bamsoet mengatakan dalam manajemen pemerintahan, Fahri menekankan ada tiga masalah utama yang perlu diperbaiki, pertama, masalah internal. Kedua, operator, dan ketiga, penasehat.
"Ketiga masalah tersebut semakin terlihat dalam cara pemerintah menangani pandemi Covid-19," katanya.
Baca Juga: Fahri: Pak Mahfud yang Terhormat, Mohon Hentikan Penangkapan Rakyat
Bamsoet juga menyampaikan pandangan Fahri bahwa secara kolektif kabinet perlu melakukan switch mindset yaitu harus ada kekompakan dan totalitas dari setiap anggota kabinet dalam menghadapi pandemi Covid-19 agar tidak ada yang berjalan sendiri-sendiri.
Fahri, kata Bamsoet, juga mendorong pemerintah menggerakkan rakyat untuk menghidupkan desa karena perdagangan antar-negara semakin jatuh dan Indonesia harus mengintensifkan perdagangan antar pulau, semua barang yang dulu di impor, saat ini harus bisa diproduksi sendiri.
"Fahri Hamzah menilai saat ini merupakan momentum yang tepat bagi bangsa Indonesia untuk hidup mandiri, sesuai konsep revolusi mental yang digagas Presiden Joko Widodo. Saatnya kita berlari cepat, mumpung seluruh negara dunia sedang melambat," katanya.
Bamsoet memuji gesture Fahri ketika berbincang dengan Presiden Joko Widodo di acara penganugerahan Bintang Mahaputera. Menurut Bamsoet, hal itu menandakan walaupun kritik pedas seringkali terlontar dari ucapan Fahri, bukan berarti hubungan personalnya dengan Presiden tidak baik.
"Justru sebagaimana diakui Presiden Joko Widodo di berbagai kesempatan, dirinya merindukan sosok kritis seperti Fahri Hamzah, menjadi teladan bahwa dalam berpolitik, tidak boleh sampai terbawa ke masalah pribadi. Tidak boleh personal, karena kita tidak sedang bercinta, tapi mengurus negara," ujarnya.
Karena itu, menurut dia, dalam berpolitik tidak boleh terbawa perasaan (baper) karena kritik maupun apresiasi semata bukan tentang sosok pribadi seseorang, melainkan demi kebaikan bangsa dan negara. [Antara]
Berita Terkait
-
Jarang Hadir Rapat, Bambang Soesatyo Dilaporkan ke MKD DPR RI
-
Bamsoet Pastikan Pemberian Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto 'Mulus' Tanpa Ada Hambatan
-
Heboh Bamsoet Pelihara Banyak Burung Merak, KPKP DKI Ungkap Sederet Aturannya!
-
Terkuak! Burung Merak yang Viral di Jaktim Ternyata Milik Bamsoet, Emang Boleh Dipelihara?
-
5 Fakta Tesla Cybertruck Pelat 'Sakti' ZZH Ramaikan Fenomena 'Tot Tot Wuk Wuk'
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka