Suara.com - Tahun 2024, gaya politik pencitraan diprediksi bakal tak laku. Lantaran sampai kini ada traumatik dari masyarakat yang terlena, terpesona dan terpikat dengan gaya ini. Tapi buntutnya, justru kecewa yang dialami.
Selama ini, selain politik identitas dan politik dinasti, politik uang yang merajalela juga politik pencitraan sangat menonjol. Ada lagi model politik pencitraan contohnya makan nasi aking, masuk gorong-gorong, naik becak, makan di warteg sampai foto selfie bareng.
"Tapi, saya nilai barangkali saat ini pemilih lebih rasional. Saya prediksi ini tak akan laris lagi pada pilpres 2024," kata peneliti Political dan Public Policy Studies Jerry Massie kepada Suara.com, Kamis (22/10/2020).
Politik gaya merakyat semacam itu menurut Jerry pada dasarnya bukan tipikal cinta dan peduli rakyat kecil.
Dengan pengalaman-pengalaman merasakan pemilu yang lalu, kata Jerry, publik sudah sangat paham. "Kekuasaan menjadi nomor satu ketimbang kepedulian terhadap rakyat," katanya.
Jerry mengatakan antara political branding dan political imaging (politik pencitraan) korelasinya sangat erat.
Menurut analisis Jerry, pemilih di masa mendatang akan melihat action and contribution atau tindakan dan kontribusi dari para calon, bukan hanya pencitraan semata.
"Jadi gaya pura-pura merakyat, tapi pada dasarnya tak cinta rakyat. Contoh UU Omnibus Law Ciptaker, dimana para legislator yang terhormat cuek akan vox populi (suara rakyat). Oknum-oknum anggota DPR, bahkan capres hanya mau suara rakyat, tapi sudah duduk politik lupa diri muncul. Pemasungan hak rakyat banyak terjadi," kata Jerry.
Pemilih sudah bisa membedakan mana pemimpin yang benar-benar cinta rakyat atau hanya mau suara mereka.
Baca Juga: Tengku Kecewa Berat: Pemilu 2024 Singkirkan
"Media audio visual menjadi sasaran para calon jadi settingan. Pas lagi makan di warteg dan diambil gambar dan ditayangkan di televisi. Tapi black campaign and money politics masih tetap merajalela," katanya.
"Jangan lagi terjebak dengan menyamar jadi petani, lebih baik just the way you are atau apa adanya. Itu yang bakal disukai. Apalagi model blusukan bakal kurang diminati."
Politik ala blusukan sekarang masih banyak diperankan para aktor politik. Tapi, kata Jerry, publik tak bisa dibodohi dengan trick murahan seperti ini. "Saya percaya ini sudah usang."
"Publik sudah bosan dengan model dari capres, caleg sampai calon kepala daerah yang NATO (no action, talk only), Hanya bicara tanpa berbuat atau TMDL (talk more, do less) banyak bicara sedikit berbuat."
Berita Terkait
-
Tiba di Arab Saudi, Penyidik KPK Bersiap Usut Dugaan 'Permainan' Kuota Haji di Tanah Suci
-
Tak Gentar Dijadikan Tersangka dalam Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Roy Suryo Senggol Gibran
-
Borok KPU Terbongkar Lagi: Sengaja Tak Laporkan Penggunaan Jet Mewah ke DPR
-
'Sentilan' Keras DPR ke KPU: Bisa Naik Pesawat Biasa, Kenapa Harus Pakai Private Jet?
-
KPK Beberkan Biang Kerok Penyidikan Korupsi Kuota Haji Berlarut-larut, Ternyata Ini Alasannya
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf