Suara.com - Direktur Yasasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati turut menyampaikan orasinya dalam aksi demo tolak Omnibus Law Cipta Kerja di Area Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (22/10/2020).
Dia menyebut, ada pihak-pihak yang mengadang massa hingga jumlahnya tak membesar setiap melakukan unjuk rasa.
Menurutnya, banyak laporan itu diterima YLBHI dari berbagai kelompok di daerah yang mendapatkan pengadangan untuk melakukan aksi protes terhadap UU Cipta Kerja.
"Bahwa kekuatan kita sebenarnya lebih besar dari ini. Ke mana mereka? mereka dihentikan di kawasan industri, mobil-mobil sewaan mereka diminta untuk tidak melakukan, mahasiswa dicabut beasiswanya, pelajar diintimidasi baik melalui dinas pendidikan, melalui orang tua, dosen, guru," kata Asfina dalam orasinya di lokasi.
Namun, kata dia, hambatan-hambatan tersebut tidak akan meruntuhkan kekuatan massa untuk menyuarakan penolakan terhadap UU Cipta Kerja. Pihaknya tidak akan pernah kalah.
"Apakah kita akan kalah? Tidak. Apakah kita akan kalah kawan-kawan? Tidak. Maka dari itu lawan," pekiknya.
Kemudian ia menyampaikan, agar kawan-kawan massa yang menggelar aksi untuk bisa saling menjaga. Semua menurutnya bisa dilakukan dengan hal kecil yakni mengabadikan setiap kejadian intimidasi dan tindakan represif aparat dengan handphone masing-masing.
"Hanya dengan itu lah kita bisa menjaga sesama kawan. Hanya dengan itulah kita bisa mengabarkan angkara murka penguasa Indonesia kepada seluruh dunia dan gerakan sosial lainnya," tuturnya.
Lebih lanjut, Asfina memberikan penghargaan setingi-tingginya kepada kepada massa yang hadir dipersatukan oleh kekuasaan yang merampas hak-hak rakyat.
Baca Juga: Tolak Omnibus Law, Ribuan Buruh Berdendang Nyanyi Indonesia Raya
"Karena itu kawan-kawan persatuan pada hari ini hanyalah awal. Ini bukan akhir, karena akhir dari persatuan ini adalah kekuasaan sejati di tangan rakyat," tandasnya.
Tag
Berita Terkait
-
'Ini Partisipasi Semu!' Koalisi Sipil Tagih Janji dan Ultimatum DPR soal RKUHAP
-
YLBHI Bongkar 'Sisi Gelap' Penanganan Demo: Penyiksaan, Kriminalisasi, dan Upaya Bungkam Korban
-
Aktivis Jogja 'Diculik' Aparat, YLBHI: Ini Penangkapan Ilegal dan Sewenang-wenang!
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
YLBHI Kritik Keras Penempatan TNI di Gedung DPR: Semakin Jauhkan Wakil Rakyat dengan Masyarakat!
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Sopir Angkot Cegat Mikrotrans JAK41 di Velodrome, Dishub DKI Janji Evaluasi Rute
-
Ratusan Warga Prasejahtera di Banten Sambut Bahagia Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram