Suara.com - CEO Twitter Jack Dorsey membela keputusan perusahaan untuk tidak menindak cuitan dari pemimpin Iran, Ayatollah Ali Khamenei terkait ancaman terhadap Israel pada Mei lalu.
Kicauan pemimpin Iran yang sempat dipermasalahkan termasuk yang diunggah pada Mei di mana Khamenei menggambarkan negara Israel sebagai "pertumbuhan mematikan dan kanker,".
"Kami akan mendukung dan membantu setiap bangsa atau kelompok di mana pun yang menentang dan melawan Rezim Zionis, dan kami tidak ragu untuk mengatakan ini," tulis Khamenei di Twitter saat itu.
Menurut Dorsey, cuitan Ayatollah Ali Khamenei tak ubahnya sebuah pidato yang disampaikan para pemimpin negara-negara di dunia. Bedanya, pidato ini disampaikan lewat daring atau online.
"Kami tidak menemukan bukti bahwa mereka melanggar persayaratan layanan kami karena kami menganggap itu 'pemeringatan daring'," beber Dorsey dikutip Politico, Kamis (29/10/2020).
"[Itu] merupakan bagian dari pidato para pemimpin dunia bersama negara-negara lain," tambahnya.
Dorsey mengungkapkan hal itu kepada Ketua Senat Perdagangan Amerika Serikat, Roger Wicker (R-Miss.), yang menanyakan tentang tweet dari Ayatollah Ali Khamenei.
Senat menanyakan perihal itu lantaran menganggap Twitter telah menerapkan standar ganda. Pasalnya, saat Khamenei menulis hal itu di Twitter, cuitan Presiden AS, Donald Trump, mendapat label hoaks.
Cuitan Donald Trump yang dimaksud adalah perihal pemungutan suara pemilihan presiden AS periode 2020-2024. Trump menyebut sistem pemungutan suara melalui surat bisa dimanipulasi.
Baca Juga: Best 5 Oto: Ayu Ting Ting Motoran, Maling Tesla Model 3 Menanggung Malu
Wicker juga mempertanyakan mengapa Twitter menunggu dua bulan untuk memberi label klaim tidak berdasar oleh pejabat China tentang asal-usul virus corona.
"Anda secara rutin membatasi presiden Amerika Serikat," kata Wicker.
"Bagaimana klaim komunis China bahwa militer AS yang harus disalahkan atas Covid tetap terjaga selama dua bulan tanpa pemeriksaan fakta dan tweet presiden tentang keamanan surat suara yang masuk langsung diberi label?"
Dorsey mengatakan pengambilan keputusan Twitter berkisar pada "tingkat keparahan potensi bahaya offline".
Dia menegaskan bahwa perusahaan media sosial tersebut telah menangani konten dari para pemimpin di seluruh dunia. Perusahaan berusaha bertindak secepat mungkin, katanya.
"Kami melihat kebingungan, kami melihat kebingungan yang mungkin didorong dan kami memberi label yang sesuai," kata Dorsey, menjelaskan keputusan untuk melabeli klaim Trump tentang surat suara masuk.
Berita Terkait
-
China Tetapkan Lokasi Pendaratan Penjelajah Mars pada 2021
-
Trump Klaim Unggul Atas Biden di Sejumlah Negara Bagian Utama
-
Dubes RI Djauhari Oratmangun: China Dukung Kita Jadi Pusat Produksi Vaksin
-
Donald Trump atau Biden, Siapa yang Lebih Disukai Warga Arab di Timteng?
-
EKSKLUSIF: Dubes RI China Dukung Indonesia Jadi Pusat Manufaktur Vaksin
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Menteri Bahlil Kerahkan Pasukan ESDM dan ERT Bangun Dapur Umum di Sumatera - Aceh
-
Janji Sat-Set Menteri Bahlil: 2 Hari Pasca Kunjungan, Masjid dan Pengungsi di Agam Terang Benderang
-
Update Jalur Aceh: Geumpang-Pameu Akhirnya Tembus Mobil, Tapi Akses ke Kota Takengon Masih Lumpuh
-
Kejagung Siapkan Jurus Ekstradisi, 3 Buron Kakap Jurist Tan hingga Riza Chalid Siap Dijemput Paksa
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat
-
BGN Larang Ada Pemecatan Relawan di Dapur MBG Meski Jumlah Penerima Manfaat Berkurang
-
KPK Akui Sedang Lakukan Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi di PT LEN Industri