Suara.com - Pendukung ISIS dilaporkan merayakan serangan di Prancis dengan mengunggah poster-poster gambar mayat berlumuran darah di media sosial.
Menyadur The Sun, Jumat (30/10/2020), Kelompok pemantau propaganda teror online, SITE Intelligence Group, para jihadis merayakan serangan di basilika Notre-Dame dan Avignon, secara online, terutama di Twitter.
"Serangan terbaru di Prancis telah dirayakan (para jihadis) secara besar-besaran di media sosial," ujar Direktur SITE Rita Katz.
Katz mengatakan para jihadis itu merayakan apa yang mereka sebut sebagai "kebebasan bertindak".
"Serangan baru terjadi di tengah gelombang besar media jihadis yang mengutuk Prancis dan kartunis (Charlie Hebdo)," katanya.
Para jihadis disebutkan "sangat gembira" atas serangan yang terjadi di Prancis maupun di Arab Saudi, melalui satu gambar yang menunjukkan jasad berlumuran darah, ditutupi oleh bendera Prancis.
Sementara Al Qaeda, menyerukan aksi balas dendam atas penerbitan kartun Nabi Muhammad oleh surat kabar Prancis Charlie Hebdo.
Melalui siaran pers, Al-Qaeda dilaporkan telah menyerukan apa yang mereka sebut sebagai "jihad" atas penerbitan kartun Nabi Muhammad.
Ektremis yang terhubung dengan ISIS dan Al-Qaeda telah menangkap momen pemenggalan Samuel Paty pada awal Oktober ini, sebagai pertanda untuk memicu lebih banyak serangan terhadap Prancis, mengutip Al Bawaba.
Baca Juga: Pencinta Rasulullah Bandung Desak Pemerintah Usir Duta Besar Prancis
Menurut Katz, prospek koordinasi antara sejumlah penyerang nampak "makin masuk akal", meski tidak dikonfirmasi.
Kamis (29/10) kemarin, ada tiga serangan terjadi sehubungan dengan Prancis yakni pembunuhan di basilika Notre-Dame, penusukan di Konsulat Prancis untuk Arab Saudi dan serangan di Avignon yang dilaporkan tak memakan korban jiwa.
Penyelidikan serangan di gereja Notre-Dame, Nice, mengungkap pelaku, yang menewaskan tiga orang, merupakan pemuda asal Tunisia beruisa 21 tahun.
Dia memasuki Prancis dari Italia - melakukan perjalanan melalui kota Bari, Italia pada 9 Oktober - setelah sampai di pulau Lampedusa, Mediterania, pada 20 September, mengutip laporan Associated Press.
Serangan di basilika Nice, Arab Saudi, dan Avignon pada Kamis (29/10), terjadi dua pekan setelah pembunuhan Samuel Paty, guru sejarah yang dipenggal karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada siswanya.
Belakangan, situasi di Prancis semakin memanas, tatkala Presiden Prancis Emmanuel Macron bersumpah tak bakal membuat kaum Islamis di negerinya dapat tidur nyenyak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
Terkini
-
Indonesia Siap Kirim 20 Ribu Pasukan ke Gaza, Prabowo Minta TNI Bersiap
-
Dapat Undangan Khusus, Prabowo Bertolak ke Mesir Hari Ini Hadiri KTT Perdamaian Gaza
-
Jadwal Ganjil Genap: 26 Ruas Jalan di DKI Jakarta, 14 Titik, Sesi Pagi dan Sore Hari Ini
-
Prabowo Apresiasi Permainan Timnas meski Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026
-
DPR Bikin Aplikasi Pantau Reses Anggota, Dasco: Semua Wajib Pakai
-
Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Terburuk Ke-5 Dunia, Warga Diimbau Wajib Masker
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani