Suara.com - Mantan tahanan politik Papua Ambrosius Mulait menilai penyelidikan kasus kekerasan terhadap warga sipil yang dilakukan aparat di Papua kebanyakan tidak selesai.
Ambrosius menyebut salah satu kasus di antaranya, pembunuhan terhadap pendeta Gemin Nirigi pada 2019. Kasus itu dilaporkan ke Komnas HAM. "Sampai hari ini belum proses," kata Ambrosius saat ditemui di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (2/11/2020).
Kasus lain yang disebutkan Ambrosius adalah kasus di Wamena, Wasior, dan Paniai. Menurut dia sampai sekarang tidak ada titik terang.
Ambrosius mengatakan pola penanganan kasus yang dilakukan selama ini dengan membentuk tim investigasi, baik oleh Komnas HAM, pemerintah, maupun Provinsi Papua. Menurut dia karena pola tim investigasi terpisah-pisah, penyelidikan menjadi kabur.
"Jadi bentuk tim TGPF-nya itu banyak kemudian mengaburkan kasus begitu," kata dia.
"Apalagi kalau sudah melibatkan aparat keamanan sebagai pelakunya. Rata-rata penyelidikan kasusnya pun tidak pernah tuntas dikerjakan," dia menambahkan.
Kendati demikian, Ambrosius dan Tim Kemanusiaan untuk Papua tetap mendorong Komnas HAM untuk menyelesaikan kasus, terutama kasus Pendeta Yeremias Sanambani yang ditembak oknum pada September 2020.
"Karena satu pun kasus yang berhubungan dengan Papua karena penembakan dan pelakunya itu aparat militer itu tidak pernah dituntaskan atau hasil temuannya dari Komnas HAM, misalnya pelakunya ini supaya diproses hukum, tapi sama sekali belum ada makanya kabur semua."
Baca Juga: Tim Kemanusiaan untuk Papua Lapor ke Komnas HAM soal Kekerasan Aparat
Berita Terkait
-
Wamendagri Ribka Minta 6 Provinsi di Tanah Papua Percepat Eliminasi Malaria
-
Diguyur Hujan Deras, Air Danau Paniai di Papua Meluap
-
OPM Dituding Tembak Warga Sipil dan Bakar Rumah di Asmat, Akses Sulit Hambat Penyelidikan
-
Konflik Yalimo Pecah Gegara Ucapan Rasis, Kemensos Siapkan Sembako dan 100 Babi untuk Pesta Damai
-
Akhir Tragis Nasir di Yalimo: Hilang Saat Kerusuhan, Ditemukan Tewas Mengenaskan Penuh Anak Panah
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
Terkini
-
Organisasi Kesehatan Kritik Rencana Menkeu Tidak Naikkan Cukai Rokok 2026: Pembunuhan Rakyat!
-
Hariati Sinaga Kritik Sistem Kapitalis yang Menghalangi Kesetaraan
-
Ramai Aspirasi Pemekaran, NasDem Desak Pemerintah Segera Terbitkan PP DOB
-
Prabowo Pimpin Upacara Hari Kesaktian Pancasila, Lanjut Tinjau Monumen Pancasila Sakti
-
Pemprov DKI Bangun Dua Kantor Kelurahan Hasil Pemekaran Kapuk, Kejari Jakbar Ikut Kawal Anggaran
-
Tren Penindakan Korupsi 2024 Anjlok, Kerugian Negara Justru Meroket
-
DPR Desak Pemerintah Gerak Cepat Tangani Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo
-
Perempuan Masih Jadi Objek Politik? Kritik Pedas Mahasiswi untuk Demokrasi Indonesia
-
Cuaca Hari Ini: Hujan Merata di Kota-kota Besar Jawa dan Sumatera
-
Pengacar Arya Daru Pangayunan Minta Polisi Dalami Sosok Vara dan Dion, Siapa Dia?