Suara.com - Tim Kemanusiaan Untuk Papua mengadukan kekerasan yang dilakukan oleh aparat TNI-Polri terhadap warga sipil di Papua ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI, Jakarta Pusat, Senin (2/11/2020).
Mereka berharap adanya penyelesaian dari perilaku kekerasan aparat yang justru menyerang masyarakat tidak bersalah.
Ambrosius Mulait, salah satu bagian dari Tim Kemanusiaan Untuk Papua menerangkan, pihaknya melaporkan deretan korban-korban dari tindak kekerasan aparat TNI-Polri yang terjadi sepanjang 2020. Ia pun menjadi salah satu orang yang menjadi korban.
"Kami melaporkan beberapa sekitar enam korban kekerasan dari pihak aparat TNI maupun polisi, salah satunya saya sendiri yang jadi korban juga. Jadi kami laporkan ke Komnas HAM," kata Ambrosius.
Meski telah menemui Komnas HAM, pengaduan mereka belum bisa diterima. Tim kuasa hukum, Zeth Warduw menyebutkan kalau pihaknya masih harus melakukan perbaikan terhadap naskah-naskah pelaporan serta melengkapi data lainnya.
Menurutnya audiensi dengan Komnas HAM akan dilanjutkan pada minggu depan.
Meski demikian, Zeth berharap atas pelaporannya tersebut bisa menyelesaikan beragam tindakan kekerasan yang terjadi di Papua.
Bukan hanya perihal luka-luka yang diterima oleh warga sipil, tetapi juga menguak alasan para aparat yang kerap menembaki tanpa alasan yang jelas.
"Kami berharap sih dengan adanya laporan-laporan kami dan upaya-upaya hukum yang kami lakukan itu dapat mendorong penyelesaian kekerasan dan tindakan-tindakan represifitas aparat di Papua."
Baca Juga: Mantan Tapol Papua Cari Keadilan: Dikeroyok Polisi sampai Retina Pecah
Berita Terkait
-
Mantan Tapol Papua Cari Keadilan: Dikeroyok Polisi sampai Retina Pecah
-
Militer Terduga Pembunuh Pendeta Yeremia Harus Diadili Lewat Peradilan Umum
-
Gedung Sekolah Dipakai TNI Jadi Markas, Ratusan Anak Papua Tak Bisa Belajar
-
Deretan Warga Papua Korban Kekerasan Aparat Dilaporkan ke Komnas HAM
-
Komnas HAM: Ruang Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi Kian Menyempit
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Peringatan BMKG: Dua Bibit Siklon Picu Cuaca Ekstrem November 2025
-
Dirikan Biodigister Komunal, Pramono Harap Warga Jakarta Kelola Limbah Sendiri
-
Pramono Setujui SMAN 71 Gelar Pembelajaran Tatap Muka Senin Depan: Yang Mau Daring Boleh
-
Rekam Jejak Arsul Sani: Hakim MK yang Dilaporkan karena Ijazah Doktor Palsu, Ini Profil Lengkapnya
-
Geger Tudingan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, Kampus di Polandia Diselidiki Otoritas Antikorupsi
-
PBHI: Anggota Polri Masih Bisa Duduk di Jabatan Sipil, Asal...
-
Buntut Ledakan SMAN 72, DPR Minta Regulasi Platform Digital Diperkuat: Jangan Cuma Game Online
-
Berakhir di Tangan Massa, Komplotan Copet Bonyok Dihajar Warga di Halte TransJakarta Buaran
-
IUP Raja Ampat Terbit Sebelum Bahlil Lahir, Pakar: Pencabutan 4 Izin Langkah Tepat
-
Karnaval SCTV di Jember: Pesta Hiburan yang Ikut Menghidupkan Ekonomi Lokal