Suara.com - Kontestasi Pilpres Amerika Serikat tahun ini menjadi pantauan seluruh negara di dunia tidak terkecuali Indonesia.
Pemilu menuju Gedung Putih kali ini mempertemukan petahana Donald Trump yang bersaing melawan musuhnya dari Partai Demokrat Joe Biden.
Terkait hal ini, politisi PDI Perjuangan Ruhut Sitompul mengaitkan pemilu negeri Paman Sam tersebut dengan karier politik Prabowo Subianto.
"Kalau Biden menang Prabowo Wassalam Pilpres Indonesia masih 4 tahun lagi nggak baik langsung mematahkan hak-hak demokrasi Pak Prabowo mau nyapres," cuit Ruhut dalam Twitternya @ruhutsitompul, Kamis (05/11/2020).
Mantan artis sinetron ini kemudian berpesan kepada Prabowo Subianto yang diramalnya bakal habis karier politiknya apabila Biden menang.
"PesanKu terusssssss bekerja membantu Presiden RI Bpk Joko Widodo sebagai Menteri Pertahanan menuju Indonesia Maju MERDEKA," tukas Ruhut.
Alasan Prabowo Wassalam
Dilansir dari hops.id -- jaringan Suara.com, pengamat politik Tjipta Lesmana membedah pengaruh perpolitikan Amerika Serikat terhadap Indonesia.
Tjipta menyebut partainya Biden, yakni Partai Demokrat, akan getol menggelorakan isu HAM untuk Indonesia.
Baca Juga: Pemilu Amerika Serikat: Joe Biden Sebut Mobil Listrik dan Tekan Emisi
Sementara partainya Trump, yakni Partai Republik lebih pragmatis dan cenderung akan membawa Indonesia untuk melawan hegemoni China.
Tjipta mengatakan, jika Biden menang atas Trump maka siap-siap nasib Prabowo dalam laga Pilpres 2024 akan diserang dengan isu HAM.
Oleh sebab itu, bisa jadi mantan Danjen Kopassus itu bakal gagal lagi jadi orang nomor satu di Indonesia.
“Indonesia akan terseret untuk melaksanakan kepentingan AS jika Trump lagi yang menang, terutama dia akan mengajak RI untuk konfrontasi dengan China,” kata Tjipta.
Sebaliknya jika Biden yang menang, lanjut maka isu HAM bisa menjadi senjata ampuh untuk menjegal Prabowo.
"Prabowo akan tamat, peristiwa penculikan aktivis mahasiswa 1997-1998 pasti dikorek lagi, Biden tak akan dukung Prabowo Presiden RI 2024,” ujar Tjipta.
Berita Terkait
-
Guru Luwu Utara yang Dipecat Karena 'Bantu' Honorer Kini Direhabilitasi Penuh oleh Presiden Prabowo
-
Peluk Hangat Prabowo Lepas Kepulangan Raja Yordania dari Halim, Begini Momennya
-
Detik-detik Pencarian Korban Longsor Cilacap, BNPB Ingat Pesan Prabowo
-
Usai Ada Putusan MK, Prabowo Diminta Segera Tarik Polisi Aktif dari Jabatan Sipil
-
Youth Economic Summit 2025 Ungkap Strategi Prabowo Subianto Kurangi Kemiskinan di Indonesia
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
Terkini
-
Ada Siswa Dibully hingga Meninggal, Kepala Sekolah SMPN 19 Tangsel Didesak Mengundurkan Diri
-
Sepekan Pasca-Ledakan, SMAN 72 Jakarta Mulai Gelar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
-
Celoteh Akademisi Soal MK: Penugasan Polisi Aktif ke Luar Instansi Dibolehkan, Kok Bisa?
-
Polda Metro Bentuk 'Polisi Siswa Keamanan', Apa Peran dan Tujuannya?
-
Kaesang Blak-blakan Target PSI di Pemilu 2029: Ini Momentum Pembuktian Kami!
-
Pegawai Bandara Soetta Dalangi Penipuan Lowongan Pilot, Raup Rp1,3 Miliar dari Korban
-
Mahfud MD: Utang Whoosh Wajib Dibayar, tapi Korupsi Harus Tetap Diusut KPK
-
PSI Tegaskan Posisi: Tetap Pro-Jokowi dan Siap Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran
-
Dasco: DPR Kaji Putusan MK soal Anggota Polri Tak Boleh Duduki Jabatan Sipil
-
Kontroversial! Mahasiswa Diskorsing Usai Rencanakan Diskusi 'Soeharto Bukan Pahlawan' di Kampus