Suara.com - Penasihat Menteri Koordinator bidang Maritim dan investasi Luhut Binsar Panjaitan, Monica Nirmala, mengatakan masih banyak masyarakat yang takut untuk dites corona. Pandemi Covid-19 sudah ada sembilan bulan di Indonesia.
Monica mengatakan seharusnya masyarakat tidak perlu takut dites, sebab covid-19 bukanlah aib dan penanganan untuk tindakan lanjutan setelah tes yakni tracing dan treatment di Indonesia sudah cukup memadai.
"Jadi betul bahwa ada ketakutan di sana dan mungkin tidak hanya takut sakitnya ya, tapi juga takut dikucilkan dari orang lain. Ada banyak faktor yang menyebabkan ketakutan itu," kata Monica dalam diskusi KPCPEN, Kamis (12/11/2020).
Dia menyebut saat ini kapasitas laboratorium testing corona di Indonesia sebenarnya 80 ribu tes per hari, namun tak kunjung bisa mencapai standar pemeriksaan yang ditetapkan WHO 1:1000 penduduk per minggu karena testingnya terhambat stigma di masyarakat.
"Tapi sebetulnya kapasitas dari laboratorium kita cukup kok, bahkan kemarin laporan Balitbangkes itu hampir 80 ribu kapasitas tes dari laboratorium yang ada, artinya justru kapasitas ini belum digunakan secara optimal," ucapnya.
Oleh sebab itu, dia meminta masyarakat untuk memberanikan diri untuk melakukan pemeriksaan corona secara rutin jika memiliki kontak erat dengan pasien positif atau timbul gejala corona.
Selain karena stigma negatif, lembaga survei IPSOS juga mengungkapkan bahwa pemerintah lebih sibuk melakukan kampanye 3M memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan ketimbang kampanye 3T testing, tracing dan treatment sebagai bahan edukasi.
Managing Director, IPSOS Indonesia Soeprapto Tan memaparkan bahwa 29 persen masyarakat tidak tahu soal tes, pelacakan, dan isolasi.
Padahal, seharusnya tingkat kepedulian masyarakat berada di angka 90 persen, hal ini menyebabkan masyarakat kurang memahami pentingnya penyelenggaraan 3T selama pandemi covid-19.
Baca Juga: Keluarga Pasien Salah Paham, Pemicu Keributan di RSUD Tenggarong
"3M itu mereka sudah mengerti 99 persen, sudah autopilot, nah yang menarik ketika bicara 3T masih ada 29 persen yang tidak mengerti 3T ini apa, jadi terkesan 3M dan 3T itu dua hal yang terpisah, padahal ini jadi satu kesatuan," kata Soeprapto menambahkan.
Oleh sebab itu pemerintah diminta untuk meningkatkan kampanye atau bahkan 'menjemput bola' dengan melakukan 3T secara lebih masif agar kasus covid-19 terpetakan dengan baik.
Sebagai informasi, pandemi covid-19 telah menjangkiti 448.118 orang Indonesia, 54.300 di antaranya masih dalam perawatan, 378.982 orang sembuh, dan 14.836 jiwa meninggal dunia.
Pemerintah sendiri baru berhasil memeriksa 4.896.793 spesimen dari 3.175.096 orang, sementara jumlah penduduk Indonesia sebanyak 274.574.447 orang.
Berita Terkait
-
Cuek Penyambutan Habib Rizieq Langgar Prokes Covid-19, Anies Cari Aman?
-
Keluarga Pasien Salah Paham, Pemicu Keributan di RSUD Tenggarong
-
Positif Terjangkit COVID-19, Pemain Kroasia Ini Dimainkan Lawan Turki
-
Penasihat Luhut Sebut Indonesia Mampu Lakukan 80 Ribu Tes Corona Per Hari
-
Tepuk Tangan 56 Detik, Dukungan untuk Tenaga Kesehatan Covid-19
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
-
AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
-
Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
-
Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi
-
TKA 2025 Hari Pertama Berjalan Lancar, Sinyal Positif dari Sekolah dan Siswa di Seluruh Indonesia
-
Aktivis Serukan Pimpinan Pusat HKBP Jaga Netralitas dari Kepentingan Politik