Suara.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menyebutkan, peranan orang tua terhadap persiapan proses belajar tatap muka menjadi sangat penting untuk anak menerapkan protokol kesehatan (prokes). Misalkan, dengan menyiapkan hand sanitizer di saku anak sebelum berangkat ke sekolah.
Hal itu disampaikan Mendagri saat menjadi narasumber dalam acara Pengumuman Surat Keputusan Bersama Empat tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19 melalui Video Conference, Jumat (20/11/2020).
Kegiatan itu dihadiri oleh Menteri Agama, Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang juga Ketua Satuan Tugas Covid-19, Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama yang mewakili Menko PMK, Sekjen Kemendikbud, serta Gubernur, Walikota/Bupati atau yang mewakili.
“Peran daripada orang tua juga menjadi sangat penting. Nah, ini peran daripada Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) dan juga Humas dari Kabupaten/Kota/Provinsi untuk juga mengingatkan para orang tua agar anak-anaknya betul-betul begitu berangkat mereka menggunakan masker bila perlu diberikan hand sanitizer yang dikantongi, sehingga mereka proteksi masing-masing menjadi kuat di tiap-tiap anak ini,” jelasnya.
Ia juga berharap, ada pembentukan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang didukung oleh Dinas Kesehatan dan Satuan Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 di masing-masing daerah untuk menyosialisasikan prokes.
“Lakukan sosialisasi protokol kesehatan kepada orang tua, anak dan juga kepada sekolah,”imbuhnya.
Di samping itu, Mendagri minta Dinas Kesehatan untuk proaktif melaksanakan testing secara reguler di satuan pendidikan, termasuk pesantren, dengan menggunakan biaya dari pemerintah daerah (Pemda).
Selain itu, Dinas Kesehatan diharapkan dapat meningkatan fasilitas kesehatan di setiap daerah dengan menyiapkan tempat karantina yang memadai. Namun, tetap mengantisipasi jangan sampai ada lonjakan penderita Covid-19.
“Setiap daerah, dinas kesehatan harus menyiapkan tempat-tempat karantina, dan juga meningkatkan kapasitas untuk treatment rumah sakit yang ada di setiap kabupaten/kota maupun provinsi, kita mengantisipasi jangan sampai nanti terjadi lonjakan dari tatap muka ini,” tandasnya.
Baca Juga: Istana Tegaskan Pembubaran FPI Kewenangan Kemendagri, Bukan Pangdam Jaya
Kemudian, Mendagri juga meminta dukungan Dinas Perhubungan dan stakeholder terkait untuk mengupayakan keamanan pada sistem transportasi yang menjadi alat mobilisasi anak-anak ke sekolah dengan membuat aturan jelas untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Pasalnya, diprediksi akan terjadi lonjakan jumlah penumpang dari anak-anak sekolah apabila belajar tatap muka telah aktif kembali.
“Kita juga perlu melakukan precaution/langkah langkah antisipatif agar anak-anak kita dengan adanya tatap muka mereka akan melakukan mobilitas dari rumah, yang tadinya belajar dari rumah mereka harus bergerak menuju sekolah,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Mendagri meminta Kemendikbud membuat tim khusus sehingga dapat melakukan monitoring secara berkala dengan mengikutsertakan kementerian/lembaga lainnya untuk mendukung daerah dalam melakukan pencegahan munculnya kluster baru pada proses belajar tatap muka.
“Kami kira dengan adanya kewenangan, memang diberikan kepada daerah untuk menentukan tatap muka, yang mana yang dapat dilaksanakan, mana yang tidak mekanismenya. Untuk itu, kami melihat bahwa perlu monitoring/evaluasi dari pemerintah pusat,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Cegah Penyebaran Covid-19 di Dunia Pendidikan, Ini Pesan Mendagri
-
Istana Tegaskan Pembubaran FPI Kewenangan Kemendagri, Bukan Pangdam Jaya
-
KSP Sebut Kewenangan Pembubaran FPI Ada di Kemendagri
-
Inkrah, Eks Pejabat Kemendagri Irman Dikirim ke Lapas Sukamiskin Bandung
-
KPK Jebloskan Eks Pejabat Kemendagri Irman ke Lapas Sukamiskin Bandung
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa