Suara.com - Akademisi dari Universitas Muhammadiyah (Unmuha) Aceh, Taufiq Abdul Rahim, menilai TNI-Polri memiliki kepentingan lain selain untuk negara dan rakyat. Kepentingan tersebut diduga untuk penguasa dan pengusaha.
Taufiq mengatakan kalau eksistensi reformasi TNI-Polri kini dipertanyakan oleh masyarakat. Pasalnya, secara kasat mata TNI-Polri dianggap tidak tereformasi sesuai dengan tugas dan fungsinya.
"Sesudah direformasi ternyata secara kasat mata itu malah terbalik. TNI-Polri hari ini tidak tereformasi sesuai dengan tugas dan fungsi," kata Taufiq dalam Webinar Nasional KAMI bertajuk Selamatkan Reformasi TNI/Polri, Jumat (4/12/2020).
Taufiq mengungkapkan kalau TNI-Polri itu dianggap sebagai pengayom dan pelindung masyarakat. Hal tersebut menjadi pilar kedaulatan negara guna menjaga kepentingan negara dan kepentingan rakyat.
Tetapi yang terjadi pada hari ini TNI-Polri justru memiliki kepentingan lain, salah satunya ialah berusaha ditarik menjadi alat penguasa dan pengusaha.
"Siapa yang sudah menarik-menarik itu? Yang sudah menarik-narik itu kan TNI Polri ditarik oleh penguasa dan pengusaha," ujarnya.
Menurutnya bukan menjadi rahasia lagi ketika ada petinggi-petinggi TNI yang akhirnya diberikan jabatan komisaris dalam satu perusahaan. Menurutnya, masyarakat kini sudah pintar untuk memahami skenario penarikan TNI-Polri menjadi alat penguasa dan pengusaha.
"Ini rakyat tidak bisa dibohongi lagi dengan mengatakan dwifungsi ABRI dicabut, peran dan fungsi TNI-Polri itu berkurang dalam sisi politik, kebijakan dan lain-lain," tuturnya.
"Tapi ternyata itu punya kekuatan politik bagi yang ingin memanfaatkan TNI-Polri. Hari ini rakyat juga bisa melihat secara langsung banyak yang dilanggar TNI-Polri," Taufik menambahkan.
Baca Juga: Cakada Didominasi Pengusaha: Daripada Jadi Donatur Terus, Mendingan Maju
Berita Terkait
-
Cakada Didominasi Pengusaha: Daripada Jadi Donatur Terus, Mendingan Maju
-
Tanggapi Kontroversi Galon Sekali Pakai, Ini Kata Asosiasi Pengusaha Sampah
-
Apresiasi Pengusaha Kecil hingga Besar, Kemnaker Anugerahkan Siddhakarya
-
Mafia Tanah, Kompolnas Dukung Polisi Buru DPO Benny Tabalujan
-
Kayak Raja, Pengusaha Tajir Tinggal Serumah dengan 4 Istri dan 16 Selir
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah