Suara.com - Pahlawan Revolusi Indonesia yang menjadi target penculikan PKI dibunuh dengan cara yang keji, karena difitnah akan melakukan makar terhadap Presiden Pertama RI Soekarno melalui Dewan Jenderal. Mereka dijemput secara paksa, kemudian dibawa ke Lubang Buaya untuk disiksa.
Setelah itu, jasadnya dimasukkan ke dalam sebuah sumur di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Enam jenderal serta satu perwira pertama TNI AD ini menjadi korban peristiwa G30S/PKI. Jenazah mereka ditemukan di sumur tua dengan kedalaman kurang lebih 12 meter pada tanggal 4 Oktober 1965, oleh satuan Resimen Para Anggota Komando Angkatan Darat (RPKAD) di kawasan hutan karet Lubang Buaya. Siapa sajakah mereka?
Tujuh Pahlawan Revolusi Indonesia tersebut adalah Jenderal Ahmad Yani, Mayjen R. Suprapto, Mayjen MT Haryono, Mayjen S. Parman, Brigjen D.I Panjaitan, Brigjen Sutoyo Siswomiharjo, dan Lettu Pierre Andreas Tendean. Berikut ini kisah tujuh pahlawan revolusi pada hari penangkapan mereka.
1. Jenderal Ahmad Yani
Menurut pemandu Museum Jenderal Ahmad Yani, Sersan Mayor Wawan Sutrisno, mengungkapkan bahwa pasukan yang datang menyergap masuk melalui pintu belakang dan membunuh Sang Jenderal saat itu juga. Sementara, yang lain ada yang bertugas untuk menyekap pasukan penjaga rumah Ahmad Yani, dan yang bertugas mengepung rumah itu.
2. Mayjen R. Suprapto
Mayjen R. Suprapto didatangi oleh rombongan penculik yang menghampiri rumahnya pada pukul 04.30 pagi. Pasukan itu mengatakan bahwa Suprapto diminta menemui Soekarno saat itu juga.
Sebagai prajurit yang patuh pada pimpinan tertingginya, Suprapto langsung mengiyakan. Rupanya, Jenderal asal Purwokerto, Jawa Tengah, ini dibawa ke Lubang Buaya dan dianiaya dalam keadaan terikat.
3. Mayjen MT Haryono
Baca Juga: Sejarah Supersemar: Tujuan dan Isinya
M.T Haryono diberondong peluru di kediamannya, saat mencoba melawan rombongan yang datang dan menculiknya. Sayangnya, jumlah lawan terlalu besar, dan banyak peluru yang akhirnya bersarang di tubuh Haryono. Akhirnya dirinya ambruk dan diseret naik ke atas truk rombongan penculik. Diduga, pada saat itu Haryono sudah dalam kondisi tidak bernyawa.
4. Mayjen S. Parman
Parman disergap pada tanggal 1 Oktober 1965 sekira pukul 04.00 WIB. Dirinya tidak menyadari kedatangan rombongan penculik, karena menggunakan seragam Cakrabirawa. Rombongan itu mengatakan bahwa suasana di luar genting, bahkan mereka ikut masuk ke kamar tidur saat Parman berganti pakaian. Laki-laki bernama lengkap Siswondo Parman ini pun dibawa pergi dan diculik.
5. Brigjen D.I Panjaitan
D.I. Panjaitan diculik pada tanggal 1 Oktober 1965 waktu subuh. Pasukan berseragam yang datang dengan menggunakan dua buah truk langsung mengepung rumah Panjaitan dari segala penjuru arah, tapi dirinya mengira pasukan itu ditugasi untuk menjemput dirinya agar bertemu dengan Soekarno.
Panjaitan pun berpakaian rapi, resmi, lengkap. Namun tanpa diduga, pasukan itu malah menembaki barang-barang yang ada di rumahnya hingga hancur berserakan. Lalu Panjaitan turun dari kamarnya di lantai 2 dan menemui rombongan penculik. Jenderal asal Tapanuli itu sempat melawan, sehingga dirinya ditembak di halaman rumahnya seketika itu juga, dan langsung dibawa pergi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Mendagri: Pemerintah Mendengar, Memahami, dan Menindaklanjuti Kritik Soal Bencana