Suara.com - Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko membuat sebuah utas di akun Twitternya yang membahas soal permintaan maaf. Dalam utas tersebut, Budiman menyebut seseorang bisa menjadi sombong karena meminta maaf.
"Ok aku minta maaf karena kamu tersinggung. Ini pernyataan sombong," kata Budiman memulai utasnya dikutip Suara.com, Kamis (24/12/2020).
"Jika tak merasa bersalah, ya gak usah minta maaf. Bangun argumen yang solid aja untuk sikapmu itu. Ada ysng suka atau gak suka, itu konsekuensi. Lebih baik ajak berdebat tatap muka dengan fair. Tapi yang paling baik adalah, "jangan ngomong yang tak kau pahami argumennya," sambungnya.
Dalam utas itu, Budiman mengaku belum pernah mendengar seseorang dihukum karena membangun suatu argumen dalam perdebatan di negara bebas.
Dia lantas berandai-andai bahwa orang punya punya kebebasan berpendapat dan dengan sadar, memanfaatkan kebebasan berpendapat itu untuk beradu argumen dengan pihak yang dia serang.
"Secara terbuka & tatap muka. Secara teknis mudah dengan memanfaatkan platform digital yang ada," imbuhnya.
Baginya, ketika meminta maaf dengan alasan sudah menyinggung adalah sesuatu yang tidak menarik & menjenuhkan unutk otak.
"Permintaan maaf buru-buru setelah membuat pernyataan/tuduhan SANGAT SERIUS dengan alasan sudah menyinggung orang lain & juga untuk menghindari pemenjaraan tubuh itu cerminan bahwa orang tersebut lebih membela kebebasan tubuhnya daripada kebebasan pikirannya. Gak layak jadi pemimpin," pungkasnya.
Utas Budiman Sudjatmiko tersebut ditengarai menyinggung permintaan maaf dari Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu yang belakangan menjadi sorotan publik.
Said dituding telah membuat kicauan bermuatan provokasi dan SARA perihal Menag baru Gus Yaqut lewat jejaring Twitter miliknya.
Baca Juga: Kabinet Didominasi Parpol, Pengamat: Kedongkolan Jokowi Pasti Terulang
Dia pada akhirnya meminta maaf dan memberi klarifikasi guna meluruskan apa yang sebenarnya terjadi.
Said Didu menegaskan, cuitan yang kini telah dihapusnya itu tidak bermaksud untuk menuduh siapapun, termasuk Menteri Agama Yaqut Choli Quomas sekalipun.
"Sehubungan dengan adanya penafsiran terhadap mention saya yang mengomentari pernyataan Pak Qodari di yang saya baca di media bahwa 'Presiden butuh Menag yang keras kepada kelompok Islam tertentu' yang saya komentari bahwa terima kasih infonya bahwa Bapak Presiden membutuhkan Menag seperti itu," kata Said Didu seperti dikutip Suara.com dari jejaring Twitter miliknya.
"Karena mention saya tersebut ditafsirkan seakan menuduk seseorang dan bermuatan SARA, maka dalam waktu tidak terlalu lama mention saya tersebut saya hapus demi kebaikan bersama. Saya sama sekali tidak menuduh siapapun dalam mention saya tersebut, apalagi Bapak Menag Yaqut Choli Quomas," sambungnya.
Kemudian Said Didu menerangkan soal kata 'menggebuk' sebagaimana dia tulis dalam kicauan terdahulu.
Said Didu mengaku sadar sepertinya pilihan diksinya mengandung kesalahan meskipun sudah diberikan tanda kutip.
Berita Terkait
-
Prabowo Lantik Gubernur Papua hingga Jajaran Pimpinan LPS dan BP BUMN
-
Siapa Dirgayuza Setiawan? Otak Komunikasi Prabowo yang Resmi Jadi Asisten Khusus Presiden
-
Dari KPK ke Istana: Profil Akhmad Wiyagus, Jenderal Integritas Kini Jadi Wamendagri
-
Resmi! Prabowo lantik Eks Kabaintelkam Peraih Hoegeng Award Akhmad Wiyagus Jadi Wamendagri
-
Misteri dr. Benjamin Paulus di Istana, Calon Wamenkes Baru Pengganti Dante? Ini Jawabannya
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Ragnar Oratmangoen Ujung Tombak, Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
Terkini
-
Ledakan Dahsyat Hancurkan Gedung Nucleus Farma di Tangsel, Sejumlah Bangunan Terdampak
-
Istana Bantah Kabar Sebut Listyo Sigit Setor Nama Komite Reformasi Polri ke Presiden Prabowo
-
Jejak Rekonsiliasi, Momen PPAD Ziarah ke Makam Pahlawan Timor Leste
-
Dirut PT WKM Tegaskan PT Position Nyolong Nikel di Lahan IUP Miliknya
-
Dirut PT WKM Ungkap Ada Barang Bukti Pelanggaran PT Position yang Dihilangkan
-
NasDem Sentil Projo Soal Isu Jokowi-Prabowo Renggang: Itu Nggak Relevan
-
Seskab Teddy Indra Wijaya dan Mensesneg Prasetyo Hadi Hadiri Rapat Strategis di DPR, Bahas Apa?
-
Cetak Generasi Emas Berwawasan Global, Sekolah Garuda Siap Terapkan Kurikulum Internasional
-
Prabowo Video Call dengan Patrick Kluivert Jelang Timnas Lawan Arab Saudi: Give Us Good News
-
Pelamar Rekrutmen PLN Group 2025 Tembus 200 Ribu: Bukti Antusiasme Tinggi