Suara.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencatat baru sekitar 15 persen dari total sekolah di Indonesia yang sudah membuka kembali pembelajaran tatap muka di kelas saat pandemi Covid-19.
Mendikbud Nadiem Makarim merinci, jumlah sekolah yang sudah belajar tatap muka berjumlah 34.200, sementara sisanya masih belajar dari rumah.
"Yang melaksanakan pembelajaran tatap muka sampai saat ini ada 15 persen atau 34.200 sekolah dari semua satuan pendidikan kita. Sedangkan 186.552 sekolah atau 84,5 persen belajar dari rumah," kata Nadiem, Rabu (20/1/2021).
Menurut Nadiem, masih banyak pemerintah daerah yang mempertimbangkan keselamatan anak karena situasi pandemi kian memburuk.
"Walaupun kami sudah memberikan otoritas kepada Pemda untuk tatap muka tingkat kemauan masih cukup rendah apalagi di daerah yang cukup besar," ujarnya.
Sedangkan di tingkat perguruan tinggi, Nadiem menyebut 60 persen masih menjalani pembelajaran jarak jauh, perguruan tinggi yang belajar tarap muka hanya yang membutuhkan praktik.
"Hampir 60 persen masih ful daring, 40 persen melakukam hybrid learning, di mana beberapa hal yang membutuhkan equipment datang langsung tapi kuliahnya online," jelasnya.
Diketahui, pembelajaran tatap muka di sekolah tetap hanya diperbolehkan untuk sekolah yang telah memenuhi daftar periksa yakni ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan seperti toilet bersih dan layak, sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau hand sanitizer, dan desinfektan.
Selanjutnya, mampu mengakses fasilitas pelayanan Kesehatan, kesiapan menerapkan wajib masker, memiliki alat pengukur suhu badan (thermogun).
Daftar periksa berikutnya adalah memiliki pemetaan warga satuan pendidikan yang memiliki komorbid yang tidak terkontrol, tidak memiliki akses transportasi yang aman, memiliki Riwayat perjalanan dari daerah dengan tingkat risiko Covid-19 dan belum menyelesaikan isolasi mandiri. Terakhir, mendapatkan persetujuan komite sekolah atau perwakilan orang tua/wali.
Pembelajaran tatap muka tetap dilakukan dengan mengikuti protokol Kesehatan yang ketat terdiri dari kondisi kelas pada jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar dan pendidikan menengah menerapkan jaga jarak minimal 1,5 meter.
Sementara itu, jumlah siswa dalam kelas pada jenjang Sekolah Luar Biasa (SLB) maksimal 5 peserta didik per kelas dari standar awal 5-8 peserta didik per kelas.
Baca Juga: Belum Izinkan Sekolah Dibuka, Gubernur Edy: Ortu Saja Sulit Terapkan Prokes
Pendidikan dasar dan pendidikan menengah maksimal 18 peserta didik dari standar awal 28-36 peserta didik/kelas. Pada jenjang PAUD maksimal 5 peserta didik dari standar awal 15 peserta didik/kelas.
Penerapan jadwal pembelajaran, jumlah hari dan jam belajar dengan sistem pergiliran rombongan belajar ditentukan oleh masing-masing sekolah sesuai dengan situasi dan kebutuhan.
Berita Terkait
-
Belum Izinkan Sekolah Dibuka, Gubernur Edy: Ortu Saja Sulit Terapkan Prokes
-
Sepekan 106 Kena Corona, Satgas Siak Sebut Belum Ganggu Sekolah Tatap Muka
-
Siswa SMP di Natuna Positif Covid-19, Sekolah Kembali Ditutup
-
Diguncang Gempa Dahsyat, 103 Satuan Pendidikan di Sulbar Rusak
-
Sebanyak 103 Sekolah di Sulbar Rusak Akibat Gempa
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 Oktober 2025, Banjir 16.000 Gems dan Pemain Acak 106-110
Pilihan
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
-
Sah! Garuda Indonesia Tunjuk eks Petinggi Singapore Airlines jadi Direktur Keuangan
-
Gaji Program Magang Nasional Dijamin Tak Telat, Langsung Dibayar dari APBN
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
Terkini
-
Suhu di Jakarta Sempat Sentuh 35 Derajat, Pramono Anung: Yang Penting Hatinya Nggak Panas
-
Niat Gaya-Gayaan Berujung Petaka! Pria di Jakbar Ditangkap Usai Ketahuan Bawa Senpi Rakitan
-
Kepsek Tegur Siswa Merokok Dipuji Komnas Tembakau: Penting untuk Selamatkan 'Generasi Emas'
-
Rotasi di Kejaksaan Agung, Riono Budisantoso Ditunjuk Sebagai Dirut Jampidsus Gantikan Sutikno
-
Mahfud MD Bongkar Borok Kereta Cepat Whoosh: Duit Lari ke Mana? Natuna Bisa Jadi Taruhan
-
Kepala SMAN 1 Cimarga Dipolisikan Ortu Siswa Perokok, Komnas Tembakau: Guru Harus Dihargai
-
Surya Paloh Ngaku Dapat 'Vitamin' Usai Temui Menhan Sjafrie di Kemenhan, Apa Maksudnya?
-
Dari Jatinegara ke RSCM: Kisah Pilu Istri Dibakar Suami, Berjuang Hidup dengan Luka Bakar Mengerikan
-
Duar...! Ledakan Dahsyat di Cengkareng Imbas Pemilik Rumah Ikat Regulator Gas Longgar
-
Menag: Jangan Sekali-kali Mengusik Sistem Peradaban yang Dikembangkan oleh Pesantren!