Suara.com - Sekitar 77 persen warga menyatakan puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Angka ini mengalami kenaikan dibanding Juni 2019.
Persentase warga yang puas pada kinerja Jokowi sempat mencapai titik terendah pada angka 62 persen pada Juni 2019.
Sehingga 77 persen warga yang menyatakan puas adalah angka tertinggi dalam tingkat kepuasan terhadap presiden sejak Januari 2019.
Hal itu berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
"Jadi bila sekarang 77 persen warga menyatakan puas terhadap kinerja presiden, ini merupakan peningkatan yang sangat signifikan, terutama mengingat adanya wabah Covid-19," Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas dalam acara rilis survei bertajuk "Kondisi Ekonomi-Politik 1 Tahun COVID-19: Penilaian Publik Nasional" yang dipresentasikan secara daring, Kamis (1/4/2021).
Survei itu dilakukan pada 28 Februari sampai 8 Maret 2021 dengan melibatkan 1.064 responden yang dipilih secara random (acak) dan diwawancara secara tatap muka. Margin of error penelitian adalah ± 3,07 persen.
Hasil survei SMRC juga menunjukkan bahwa 69 persen warga puas dengan cara pemerintah menangani Covid-19, yang merupakan peningkatan dari angka pada Oktober 2020 yang mencapai 61 persen.
Sementara yang menyatakan tidak atau kurang puas dengan bagaimana pemerintah menangani Covid-19 saat ini hanya 29 persen, yang menunjukkan penurunan tajam dibandingkan pada Oktober 2020 yang mencapai 38 persen.
Kemudian survei tingkat kepuasan warga terhadap kerja pemerintah pusat menangani pemulihan ekonomi akibat Covid-19 yakni mencapai 61 persen. Adapun yang menyatakan tidak atau kurang puas hanya 36 persen.
Baca Juga: Survei Polmatrix: 70 Persen Publik Percaya Negara Jadi Maju Dipimpin Jokowi
"Kepuasan ini mengindikasikan adanya peningkatan kepercayaan dan optimisme masyarakat terhadap Presiden Jokowi dan pemerintahannya," tutur dia.
Menurut Abbas, temuan tersebut penting mengingat survei SMRC juga menunjukkan mayoritas warga menilai kondisi ekonomi nasional dan ekonom rumah tangga saat ini jauh lebih buruk daripada kondisi sebelum Covid-19.
"Sekitar 62 persen warga merasa bahwa kondisi ekonomi nasional kita lebih buruk dibanding tahun lalu dan 59 persen menganggap kondisi eknomi rumah tangga lebih buruk dibandingkan tahun lalu," ucap Abbas.
Abbas menuturkan warga umumnya cukup punya optimisme dengan ekonomi ke depan. Namun optimisme tersebut lebih rendah dibanding sebelum ada wabah Covid-19.
Kata dia, terdapat sekitar 50 persen warga yang optimistis kondisi ekonomi nasional tahun depan lebih baik, dan 55 persen warga optimistis kondisi ekonomi rumah tangga tahun depan lebih baik.
“Tapi tingkat optimisme ini lebih rendah dibandingkan di masa sebelum Covid-19,” tuturnya.
Berita Terkait
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Eks Wakapolri Cium Aroma Kriminalisasi Roy Suryo Cs di Kasus Ijazah Jokowi: Tak Cukup Dilihat
-
Polisi Tantang Balik Roy Suryo dkk di Kasus Ijazah Jokowi: Silakan Ajukan Praperadilan!
-
Roy Suryo Klaim Ijazah Jokowi Tetap Palsu Usai Gelar Perkara Khusus
-
Terpopuler: Awal Mula Ijazah Jokowi Dituduh Palsu, Artis AK Terseret Isu Perselingkuhan Ridwan Kamil
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
BRIN Pastikan Arsinum Aman dan Optimal Penuhi Kebutuhan Air Minum Pengungsi Bencana Sumatera
-
6 Fakta Kecelakaan Bus di Exit Tol Krapyak Semarang: 15 Orang Meninggal, Korban Terjepit
-
Omzet Perajin Telur Asin Melonjak hingga 4.000 Persen Berkat Program MBG
-
Sibuk Pasok Dapur MBG, Warga Desa Ini Lepas dari Judi Online
-
Perkuat Kualitas PMI, Perusahaan Asal Taiwan Teken MoU dengan Anak Perusahaan BPJS Ketenagakerjaan
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah