Suara.com - Pada awal Covid-19 masuk ke Indonesia, berlanjut dengan angka kasus yang meninggi, khususnya di Ibu Kota, membuat pemerintah DKI Jakarta mengalih fungsikan bus sekolah untuk armada mengevakuasi pasien Covid-19.
Adalah Sukoco petugas dari Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS) Dinas Perhubungan DKI Jakarta, menjadi sopir bus sekolah yang pertama kali mengevakuasi pasien Covid-19.
Pengalaman pertamanya itu terjadi pada Maret 2020, saat awal Covid-19 masuk ke Tanah Air. Saat itu pengetahuan masyarakat masih terbatas tentang Covid-19, sehingga menyebabkan kepanikan dan kekhawatiran di mana-mana.
Bersamaan dengan hal itu, Sukoco harus melaksanakan tugasnya, mengevakuasi warga negara Arab Saudi yang terpapar Covid-19 dari sebuah hotel di Senayan, Jakarta Selatan.
“Kalau tidak salah itu kami evakuasi orang Arab Saudi, itu posisi mereka positif. Kami evakuasi saat itu di Senayan sekitar 11 orang,” kata Sukoco saat ditemui Suara.com di kantor UPAS Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (8/4/2021).
Ketika itu Sukoco tidak bisa mengelak, karena itu merupakan tuntutan pekerjaan yang harus dijalankan.
“Awalnya memang takut. Karena ditunjuk kami harus mau, namanya tugas ya harus mau. Dikasih tugas oleh pimpinan harus kita laksanakan. Apalagi itu untuk kepentingan bersama, saya ikhlas,” ujar Sukoco.
Perdana mengangkut pasien Covid-19, buka suatu hal mudah. Terlebih dengan alat pelindung diri (APD) yang digunakan menghambat ruang gerak Sukoco saat itu. Bahkan karenanya panas APD, sepanjang perjalanan keringatnya bercucuran sangat deras.
“Keringat bercucuran, SOP-nya AC enggak boleh nyalakan dan itu pakai APD lengkap, kelihatan mata saja. Kacamata berembun air semua itu. Jadi pandangan kita agak kabur itu. Saya mau melepas kacamata juga takut, ya jadi harus konsentrasi itu,” ujar Sukoco mengenang tugasnya itu.
Baca Juga: Zona Merah Kantor Bus Sekolah DKI: 58 Orang Positif Corona, Satu Meninggal
Pada saat perjalanan, untuk menenangkan pikirannya, dia memotivasi dirinya sendiri, meyakinkan tindakan yang dilakukannya adalah untuk kemanusian dan menolong sesama.
“Saat itu yang saya pikirkan, Kalau saya meninggal karena corona, mungkin sudah ditakdirkan, Cuma saya meninggal menolong orang lain. Mungkin pada saat itu, kalau saya meninggal dalam posisi menolong orang lain,” ujar Sukoco dengan mata yang berkaca - kaca.
Beruntung, tugasnya mengevakuasi pasien Covid-19 saat itu berjalan lancar.
“Alhamdulillah berjalan lancar, dari Senayan kami sampai di Wisma Atlet,” ujar Sukoco.
Mengantarkan pasien Covid-19, jujur diakuinya membuatnya sangat khawatir, terlebih saat mengingat keluarganya. Namun, agar tidak terbebani, saat diperintahkan untuk melakukan evakuasi, dia tidak memberitahukan keluarganya dan istri yang ketika itu masih menjadi kekasihnya.
“Sebelumnya enggak izin, sesudah evakuasi baru ngomong, biar tenang. Kalau saya ngomong duluan takut mereka khawatir, saya jadi kepikiran. Ya sudah saya berdoa saja, semoga tidak terjadi apa-apa,” ujarnya mengenang momennya itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Mengapa Jakarta Selatan Kembali Terendam? Ini Penyebab 27 RT Alami Banjir Parah
-
Korupsi Pertamina Makin Panas: Pejabat Internal Hingga Direktur Perusahaan Jepang Diinterogasi
-
Mengapa Kemensos Gelontorkan Rp4 Miliar ke Semarang? Ini Penjelasan Gus Ipul soal Banjir Besar
-
Soal Progres Mobil Nasional, Istana: Sabar Dulu, Biar Ada Kejutan
-
Kenapa Pohon Tua di Jakarta Masih Jadi Ancaman Nyawa Saat Musim Hujan?
-
Tiba di Korea Selatan, Ini Agenda Presiden Prabowo di KTT APEC 2025
-
Pernah Jadi Korban, Pramono Anung Desak Perbaikan Mesin Tap Transjakarta Bermasalah
-
Skandal Whoosh Memanas: KPK Konfirmasi Penyelidikan Korupsi, Petinggi KCIC akan Dipanggil
-
Formappi Nilai Proses Etik Lima Anggota DPR Nonaktif Jadi Ujian Independensi MKD
-
Ketua DPD: GKR Emas Buktikan Pena Juga Bisa Jadi Alat Perjuangan Politik