Melihat penghasilannya saat ini, kata Lucas sangat berbeda dengan pendapatan sebelumnya. Ketika bekerja sebagai bagian tim pemasang pernak-pernik interior ruang, meski dibayar per hari, dia dapat mengantongi uangRp 200 ribu. Nilai itu belum termasuk upah lembur.
“Dalam sebulan saya bisa dapat Rp6 juta lebih, tapi kalau saya ikut lembur ya. Tapi kan kadang kita enggak kuat,” kata Lucas mengingat pendapatannya dahulu yang kini hanya menjadi kenangan di kepalanya.
Kekinian, pendapatannya yang hanya Rp70 ribu hingga Rp100 ribu itu harus pandai-pandai dia membaginya, uang jajan anak, dapur, listrik dan bayar rumah kontrakan sekitar Rp700 ribu sebulan. Beruntung, kata Lucas istrinya masih mau meringan bebannya, dengan membantu mendapatkan uang lewat berjualan kecil-kecilan di depan rumahnya.
“Iya, istri saya bantu, dia jualan kecilan-kecilan di rumah, lumayan untuk bantu. Tapi tetap saja pendapatan kan tetap tanggung jawab saya,” kata dia.
Banjir Keringat
Bekerja sebagai badut keliling, bukan tanpa tantangan. Sehari-hari dia mendapati tubuhnya harus basah kuyup, akibat keringat yang membanjiri.
Di bawah terik mentari Ibu Kota, berjalan kaki berkilo-kilo meter dengan mengenakan kostum yang sangat tebal, membuat tubuhnya mengeluarkan keringat yang banyak.
“Kalau di dalam saya hanya memakai kaos doang, sama celana pendek. Tapi tetap saja panas. Tapi mau bagaimana lagi, saya tidak bisa tinggal diam, demi anak-anak saya dan keluarga,” ungkap Lucas dengan mata-mata berkaca-kaca.
April ini setahun sudah Lucas menjalani profesinya sebagai badut keliling, pasca diperhentikan bekerja sejak awal pandemi tahun 2020 lalu. Dia tak pernah membayangkan kehidupannya akan berubah drastis seperti ini, pekerjaan sebagai salah tim dari perusahaan proyek interior yang telah digelutinya selama tujuh tahun harus kandas.
Baca Juga: Puasa Masih di Tengah Pandemi Corona, Ivan Gunawan Merasa Lebih Tenang
Demi Jajan Anak
Namun, dia mengaku penghasilannya saat ini terbilang cukup baginya dan keluarganya.
“Kalau dibilang cukup ya cukup, kalau dibilang kurang ya kurang tergantung orang rumahnya saja,” ucapnya sambil tertawa lirih.
Lucas pun masih mengharapkan pekerjaan yang lebih baik lagi, demi memperbaiki nasib, beserta keluarganya.
“Kalau ada pekerjaan yang lebih baik lagi saya mau sekali. Saya juga sebenarnya tak ingin pekerjaan seperti ini, tapi karena apa, keadaan yang tidak memungkinkan,” ujar Lucas dengan suara bergetar.
“Sekarang gini, tega enggak lihat anak tidak jajan, sementara teman-temannya jajan. Kalau bagi saya mending orang tua yang lapar dibanding anak-anak saya kelaparan. Kalalu orang tua lapar masih bisa menahan, kalau anak mana bisa nahan lapar,” sambungnya dengan suara yang tegas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Ketua DPD Raih Dua Rekor MURI Berkat Inisiasi Gerakan Hijau Nasional
-
Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Jakarta Hari Ini, Senin 10 November 2025
-
Kondisi Terduga Pelaku Ledakan SMA 72 Jakarta Membaik Usai Operasi, Polisi Fokus Pemulihan
-
Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
-
Polemik Pahlawan Nasional: Soeharto Masuk Daftar 10 Nama yang akan Diumumkan Presiden Prabowo
-
Soeharto, Gus Dur, Hingga Marsinah Jadi Calon Pahlawan Nasional, Kapan Diumumkan?
-
Motif Pelaku Ledakan di SMAN 72: KPAI Sebut Dugaan Bullying hingga Faktor Lain
-
Siswa SMAN 72 Terapkan Pembelajaran Online 34 Hari untuk Redam Trauma Usai Ledakan
-
Garis Polisi di SMA 72 Dicabut, KPAI Fokus Pulihkan Trauma Ratusan Siswa dan Guru
-
IPW: Penetapan Tersangka Roy Suryo Cs Sesuai SOP