Suara.com - Kondisi medis langka yang belum berhasil didiagnosis membuat seorang perempuan mengalami kesakitan "mengerikan" selama 16 bulan sebelum diambil tindakan darurat melalui operasi yang menyelamatkan nyawanya, demikian dilaporkan wartawan BBC Steve Mather.
Perempuan itu adalah Rebecca Bostock, seorang warga dari Winchcombe, sekitar 130 km dari ibu kota Inggris, London. Ia mulai mengalami bengkak perut dan kesulitan mencerna makanan pada Januari 2020.
Penyakit misterius itu akhirnya diidentifikasi sebagai Superior Mesenteric Artery Syndrome (SMAS) atau sindrom arteri superior mesenterik ketika ia dilarikan ke rumah sakit pada Jumat Agung tahun ini yang jatuh pada tanggal 2 April.
"Saya tidak ingin orang lain mengalami apa yang saya alami," ujar Rebecca Bostock.
- Pemerintah Inggris pertimbangkan ganja sebagai obat bagi bocah penderita penyakit langka
- Inggris catat 100.000 kematian akibat Covid-19, apa penyebabnya?
- Nyeri menstruasi dahsyat: Apa itu endometriosis?
Perempuan berusia 32 tahun itu lantas menjalani operasi darurat di Gloucestershire Royal Hospital. Para perawat di rumah sakit memberitahukannya bahwa mereka baru menangani tiga kasus SMAS dalam tempo 27 tahun, dan penyakit ini dialami oleh kurang dari 1% penduduk Inggris.
Perut bengkak dan tidak bisa napas
Rebecca Bostock juga diberitahu seandainya ia tidak dilarikan ke rumah sakit pada hari itu, mungkin nyawanya tidak bakal tertolong.
"Perut saya membengkak begitu besar sehingga saya tidak bisa bernapas, saya muntah dan tak bisa mencerna obat," katanya seperti dilaporkan wartawan BBC Steve Mather.
"Kondisi saya menurun. Mereka memeriksa saya dengan pemindaian dan didiagnosis menderita SMAS dan saya dibawa ke ruang operasi.
"Mereka mengatakan saya memerlukan operasi seketika, jika tidak saya tidak akan bertahan hidup bahkan untuk beberapa jam lagi," ungkapnya.
Baca Juga: Ban Kapten Ronaldo Dilelang untuk Bantu Bayi dengan Penyakit Langka
Sebelum operasi, Bostock mengatakan ia mengalami kesakitan selama 16 bulan. Gejala-gejala yang ia alami meliputi pembengkangan, demam, muntah, diare dan pusing. Ia juga kehilangan berat badan sekitar 19 kg.
Ia sebelumnya telah beberapa kali berkonsultasi dengan dokter umum dan bagian gawat darurat di rumah sakit tetapi ketika itu ia diberi tahu bahwa rasa sakit yang ia alami kemungkinan disebabkan oleh endometriosis atau irritable bowel syndrome (IBS), sindrom iritasi usus besar.
"Saya dirujuk ke seorang ginekolog pada sekitar karantina wilayah pertama tetapi semua tempat tutup dan saya tidak bisa berkonsultasinya dengannya sampai sebelum kemudian.
"Saya disarankan mengubah makanan, yang semula membantu, tetapi kemudian gejala-gejalanya memburuk lagi sampai saya kesulitan berjalan dan tidak bisa bernapas."
SMAS adalah kondisi yang mempengaruhi sistem pencernaan, yang terjadi ketika bagian usus kecil terjepit di antara dua arteri sehingga menyebabkan penyumbatan sebagian atau penyumbatan total.
Ketahui gejala sejak awal
Operasi darurat dilakukan untuk membuka penyumbatan itu. Sampai sekarang ia belum bisa mengonsumsi makanan padat tetapi ia berharap bisa makan makanan padat dalam waktu dekat.
Rebecca Bostock juga berkeinginan meningkatkan kesadaran akan kondisi yang langka ini sehingga orang lain dapat mengetahui gejala-gejalanya sedari awal.
"Saya ingin menceritakan kisah saya untuk meningkatkan kesadaran. Saya merasa beruntung dan lega," lanjutnya.
"Kondisi ini begitu langka dan bahkan para dokter tidak mengetahuinya, jadi membantu orang lain mengenali tanda-tandanya dan bisa mengesampingkannya adalah penting."
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Viral Todongkan Sajam di Tambora, Penjambret Diringkus Polisi Saat Tertidur Pulas
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri